KEPRINEWS – Tahun Baru Imlek menjadi momen perayaan yang paling berkesan di Indonesia, beragam tradisi unik warga Tionghoa dalam menyambut Imlek menjadikan suasana lebih fenomenal.
Tradisi-tradisi yang dilakukan di Indonesia pun mencerminkan kekayaan budaya Tionghoa yang berpadu dengan kearifan lokal.
Salah satu tradisi yang paling bernilai yakni mengonsumsi ikan Dingkis, konon tradisi ini dipercaya dapat membawa hoki dan keberuntungan dalam kehidupan.
Menariknya, tradisi ini hanya dapat dijumpai di Kepri, dimana saat Imlek tiba ikan yang juga biasa disebut Phaicai ini mulai diburu masyarakat Kepri.
Salah satu warga Tionghoa, Amei menjelaskan, selain melakukan ritual ibadah, biasanya warga Tionghoa akan mengkonsumsi ikan dingkis pada hari pertama Imlek sebagai lambang keberuntungan dan kesuksesan dalam bisnis.
Hanya saja, pada umumnya ikan dingkis yang dicari ialah dingkis yang sedang bertelur, yang akan dijadikan sebagai hidangan yang dikukus atau pun dipanggang.
“Biasanya kita mencari yang sudah bertelur, dimana perutnya agak sedikit besar dan berwarna kuning,” jelas Amei, Kamis (30/1/2025) kepada keprinews.co.
Meskipun hidangan ini tak diwajibkan, namun tradisi ini telah ada turun temurun sejak dulu kala. Dimana warga Tionghoa akan mengonsumsi ikan sebagai salah satu perayaan menyambut Imlek.
“Harapan saya di tahun baru Imlek ini semoga selalu diberi kesehatan, kesuksesan dan terus berbuat baik,” ujarnya.
Momentum Imlek, permintaan ikan dingkis di Tanjungpinang akan melonjak tinggi, hal ini membuat pengepul akan mencari persediaan dingkis hasil tangkapan nelayan.
Bagi sebagian nelayan, ikan Dingkis ini sudah seperti ‘harta karun’ dalam lautan, sebab saat ikan ini bertelur harganya akan sangat mahal.
Pedagang pasar Bintan Center (Bincen) Tanjungpinang, Awan menuturkan, untuk harga dingkis yang bertelur harga tertinggi bisa mencapai Rp400 ribu per Kilogram (Kg).
“Ikan dingkis ini termasuk komoditas yang tersedia, namun untuk dingkis yang bertelur terbilang cukup langka,” ucapnya.
Sementara, untuk harga dingkis biasa masih diharga normal sekitar Rp15 ribu per Kg untuk ukuran kecil, dan Rp30 ribu per Kg untuk ukuran besar.
“Untuk harga tertinggi dingkis biasa paling mahal bisa mencapai Rp40 ribu per Kg,” pungkasnya. (un)