KEPRINEWS – Salah satu bentuk kepedulian dan dukungan Dewan Pers terhadap pertumbuhan media baru
berbasis internet (media online) di seluruh Indonesia, khususnya di Provinsi Kepri, diwujudkan dalam bentuk pelatihan peningkatan kapasitas media.
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari 58 media, baik itu media cetak dan media online bertempat di Hotel Aston Tanjungpinang, Jumat (28/7).
Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers, Atmaji Sapto Anggoro, sebagai narasumber pada materi ‘pendataan perusahaan pers dan pengembangan ekosistem media yang sehat’ menjelaskan aspek manajemen, pengembangan bisnis berkelanjutan hingga peningkatan kualitas konten. Untuk menjadi media yang dilirik, kualitas media harus ditingkatkan.
Lanjut Atmaji Sapto Anggoro, untuk memunculkan model bisnis media yang beragam, tidak hanya sekadar mengejar peningkatan traffic, tapi juga meningkatkan kualitas konten media. Semakin meningkatknya kapasitas media, maka akan semakin baik dalam menata manajemen, membangun model bisnis, serta meningkatkan kualitas konten.
Hal ini dibarengi dengan kapasitas sumber daya manusia dalam manajemen bisnis maupun kompetensi jurnalistik yang mendukung. Semakin tertata secara manajemen, model bisnis, serta konten akan semakin dikenal, dan berpeluang untuk mendapatkan bisnis online.
“Media online harus memikirkan infrastruktur digital, teknologi dan konten yang berkualitas. Kerja keras Media untuk maksimalkan potensi dan konsistensi membuat konten, itu yang membuat peningkatan media di daerah. kemampuan membangun dan mengembangkan model bisnis pers sesuai perkembangan teknologi digital dan menghasilkan produk berita yang baik itu menjadi tugas media dalam mengelola konten,” jelasnya.
Begitu juga yang dijelaskan oleh CEO Harapan Rakyat, Subagja Hamara sebagai narasumber kedua dengan materi tetang model bisnis media di era digital, mengulas seputar model bisnis media online yang dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.
Sumber utama penghasilan media online atau situs berita adalah iklan. Agar mendapatkan bisnis ini, media online harus kerja keras dan terus berusaha. Persaingan meraih iklan sangat ketat. Bukan cuma harus bersaing dengan dua situs raksasa Facebook dan Google, media juga harus bersaing dengan influencer di media sosial untuk merebut iklan.
“Media online menjadi sumber dan pilihan pertama publik dalam mendapatkan informasi. Ini menjadi kesempatan baik untuk mendapat iklan. Yang penting kita berusaha untuk meningkatkan kualitas konten, maka peluang untuk bisnis ini akan dapat diraih,” ujarnya.
Seirama dengan itu, Tenaga Ahli Dewan Pers, Winarto, memberikan materi mengenai press release dan media sosial sebagai sumber berita yang harus dikembangkan dengan cara turun ke lapangan melakukan investigasi langsung ke objek pemberitaan.
Diingatkannya, mengenai press release, tugas wartawan untuk mengembangkan press release itu dengan menggali kembali peristiwa secara cepat dan akurat serta menulisnya menjadi berita yang layak dibaca.
Menghasilkan produk berita yang baik diperlukan penguasan dasar-dasar penulisan, agar orang lain yang membacanya mudah mengerti. Inilah modal utama seorang wartawan dalam menggarap berita. Melihat sejumlah kasus pengaduan yang diakibatkan oleh pemberitaan media online, hal ini menjadi dorongan untuk produk berita yang benar sesuai UU pers. (Red)