KEPRINEWS – Cuaca buruk akhir tahun tak menyurutkan semangat para nelayan di Kampung Haji, Kota Tanjungpinang. Meskipun kondisi cuaca kurang mendukung mereka lebih memilih tetap melaut.
Nurjani, Nelayan Kampung Haji, menyampaikan bahwa perairan Tanjungpinang dan sekitarnya memang sedang dilanda angin kencang dan gelombang tinggi.
Kondisi cuaca ini memang sangat menggangu aktivitas nelayan melaut, terkadang mereka harus menunggu kondisi cuaca mereda sebelum akhirnya pergi berlayar.
“Kami tetap melaut setiap hari. Namun kita lihat kondisi jika pagi sampai siang angin kuat, maka kita akan turun malam harinya. Begitu juga sebaliknya,” kata Nurjani, Jum’at (27/12/2024) pada Keprinews.co.
Ia menuturkan, kondisi cuaca inipun membuat hasil tangkapan ikan dari nelayan ikut berkurang, bahkan hingga mencapai 50 persen.
Sehingga, kurangnya stok ikan yang dipasok ke pasar menyebabkan harga ikan ikut melanjok.
“Biasanya hasil tangkapan ikan kami kumpulkan ke tengkulak di pasar, namun dengan harga yang normal. Karena stok di pasar kurang, mungkin tengkulak menaikan harga ikan,” tuturnya.
Menurut para nelayan, Kondisi cuaca buruk ini biasanya akan mencapai puncaknya pada Januari 2025, dan akan mulai mereda Februari-Maret mendatang.
“Berdasarkan pengalaman kami dari tahun-tahun sebelumnya, cuaca buruk akan terjadi pada puncaknya Januari mendatang,” jelasnya.
Nelayan lainnya, Noran menambahkan, bahwa kondisi cuaca ini turut membuat daerah pesisir tempat nelayan beraktivitas ikut terdampak banjir rob.
Bahkan, terkadang mereka harus memindahkan barang-barang mereka jika kondisi air laut mulai naik.
“Di tahun sebelumnya, Januari biasanya akan terjadi banjir rob bahkan 3 hari berturut-turut. Meski begitu, aktivitas nelayan tetap lancar dan turun melaut,” pungkasnya. (un)