KEPRINEWS – Pengeluhan para emak-emak yang melihat kenaikan harga daging Ayam per hari terus naik. Pekan lalu masih disekitaran Rp39 ribu. Hari Jumat naik Rp40 ribu, Sabtu Rp41 ribu dan hari ini dijual dengan harga Rp42 ribu.
Marlina, salah satu pemilik warung makan di Bintan Center, kepada keprinews.co, Minggu (27/8) mengatakan, beberapa hari ini secara berturut-turut daging Ayam terus mengalami kenaikan harga.
“Semalam Sabtu saya belanja katanya harga naik Rp41 ribu, pas tadi pagi saya beli harganya Rp42 ribu. Jangan-jangan besok naik lagi. Harga daging Ayam terus mengalami kenaikan ke level tertinggi tahun ini. Sementara penjualan kami tetap harga segitu, kalau dinaikan konsumen lari semua,” tuturnya.
Seirama dengan itu, Esti yang berdomisi di Jalan Garuda, menambahkan, kenaikan harga daging Ayam sudah terjadi sejak Lebaran lalu, dan sampai saat ini masih belum mengalami penurunan. Bahkan dalam Minggu ini sudah beberapa kali mengalami kenaikan.
Apapun alasan dari kenaikannya, Esti menduga jangan sampai ada permainan para broker dan pedagang pengecer. Sebab pada dasarnya, masyarakat tidak pernah tahu menahu berapa harga Ayam di tingkat peternak.
“Saya dulu 4 tahun pernah jadi pedagang penjual daging Ayam. Jadi curiga saya ada permainan dari broker dan pedagang pengecer. Nah di sini, konsumen itukan sebenarnya tidak tahu persis berapa sih harganya di tingkat peternak,” ujarnya.
Dijelaskannya, Apa bila kenaikan harga itu dikarenakan sesuatu hal, contoh, harga makanan ayam, vitamin dan lain sebagainya, kenaikan harga itu hanya sekali atau dua kali, bukan berulang kali dalam waktu yang singkat, pas harga contoh tadi naik.
Namun bila harganya naik per minggu apa lagi per hari, pasti ada yang aneh, ada yang tidak beres. Ini perlu campur tangan pemerintah bandingkan harga dari peternak dan penjual.
“Seandainya harga dari peternak tiap hari naik, tinggal dipertanyakan penyebabnya, dan itu saya rasa gak mungkin. Biasanya nanti ada pengecekan dari instansi, pedagang nakal nanti bilang harga naik alasannya ini itu, seakan-akan mereka yang jadi peternak. Tapi mereka sembunyikan kalau tiap hari harga daging dinaikan. Ini perlunya intervensi pemerintah, kasian masyarakat,” tuturnya.
Kepala Seksi Stabilisasi Harga Disperdagin Kota Tanjungpinang, Malik, menyampaikan, kenaikan harga ayam di pasar tradisional karena beberapa faktor.
“Faktor kenaikan itu kami ketahui saat rapat bersama distributor ayam, yang dipimpin Kepala Disperdagin beberapa hari lalu,” ujarnya Malik, Jumat (25/8/2023).
Menurut keterangan distributor ayam, kenaikan harga disebabkan, tumbuh kembang ayam yang tidak maksimal di musim angin dan hujan ini.
“Biasanya durasi panen itu sekitar 28 hingga 34 hari, tapi karena faktor cuaca, maka panen tidak merata, alhasil pasokan menjadi kurang,” ungkapnya.
Lanjutnya, distributor ayam yang seharusnya menyuplai ke pedagang misalnya 150 kilogram per hari, turun menjadi 100 kilogram per hari.
“Imbasnya harga di pasaran menjadi naik. Sekarang tertinggi di angka Rp 42 ribu per kilogram,” terangnya.
Alasan kedua kenaikan harga ayam ini, menurut distributor, akibat vitamin ayam yang juga mengalami kenaikan harga. “Ayam itu juga dikasih vitamin,” katanya.
Untuk alasan selanjutnya, tambah Malik, harga pakan ayam sekarang ini juga mengalami lonjakan harga. “Per karung harga pakan naik sekitar Rp 15 ribu,” ucapnya.
Malik sendiri tak bisa memastikan, apakah kenaikan harga ayam ini, juga dipengaruhi penggusuran jutaan ayam dan kandang di Rempang, Batam.
“Memang ada sebagian distributor mengambil di Batam. Tapi apakah pengaruh dari kejadian itu, kami tidak mengetahuinya. Karena distributor tidak ada menyebutkan,” sebutnya. (un)