KEPRINEWS – Sebelum tampil sebagai special appearance dalam event Tanjungpinang Fest 2023, vokalis terkenal dari Band Boomerang Reload, Irang Arkad, menyempatkan diri berkunjung ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Dalam kunjungannya pada Sabtu (26/8/2023), musisi tanah air kelahiran Tanjungpinang ini, tampak bersemangat menjelajahi koleksi-koleksi bersejarah dan budaya yang dipajang di museum.
Irang tampak tertarik dan terinspirasi oleh sejarah dan Gurindam 12 yang terpajang di museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah.
“Kita, pada intinya tidak boleh melupakan sejarah. Cara mengingat sejarah itu, salah satunya harus ada bukti peninggalan sejarah itu sendiri. Kalau tidak, generasi penerus itu hanya sekedar menjadikannya sebuah donggeng, padahal itu adalah kisah sebenarnya,” ucapnya.
Dengan bukti-bukti sejarah di museum inilah, Irang menyakini, dapat menjadi pegangan untuk kita menceritakan kembali kepada generasi dan menjadi tongkat estafet ke generasi berikutnya.
Di museum Tanjungpinang ini, dirinya melihat banyak yang bisa diambil untuk menjadi pegangan khazanah dalam kehidupan, bagaimana orang Melayu itu memiliki adat istidat yang kuat, salah satunya peninggalan Gurindam 12 yang bisa dibanggakan masyarakat Tanjungpinang ini sendiri.
Ia berpendapat, Gurindam 12 itu boleh sering kita membacakan kepada generasi-generasi muda. Seperti bagaimana setiap upacara hari Senin dibacakannya UUD 1945 yang sampai sekarang pun kita hafal Undang-Undang Dasar 45.
“Nah, Gurindam 12 ini juga sebaiknya pun dilakukan hal yang sama, khususnya di Kepri. Banyak pesan-pesan yang termuat. Saya sendiri, selama di sini (Tanjungpinang) baru ini membaca Gurindam 12,” ungkap Irang.
Bahasa Melayu ini juga, lanjut Irang, menjadi bahasa induk dasar adanya Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap museum Tanjungpinang mungkin bisa lebih meningkatkan lagi item-item sejarahnya, lebih detail lagi, lebih padat lagi.
“Semakin kompleks atau banyak lagi barang-barang peninggalan yang bisa kita lihat, maka semakin luas juga cerita yang bisa kita sampaikan kepada generasi muda, khususnya anak sekolah,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Faisal Pahlevi, menyebut saat ini, jumlah koleksi benda-benda sejarah yang tersimpan di museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah sebanyak 2.613 koleksi dari berbagai sumber sejarah.
Mulai dari perhiasan, senjata, peralatan rumah, keramik, kendi, piring, guci, artefak, miniatur, koleksi foto-foto, catatan dan naskah kuno, seni lukis, seni grafis, koin, cap atau stempel, hingga benda hasil penemuan di zaman prasejarah, neolitikum yang berbahan andesit seperti kapak genggam, kapak batu, dan beliung persegi.
“Dari 2.613 koleksi itu memiliki delapan klasifikasi koleksi yaitu koleksi etnografi, keramologika, teknologika, historika, seni rupa, filogika, arkeologika, numismatika dan heraldika,” terang Faisal. (un)