KEPRINEWS – Tanjungpinang dikenal dengan Kota Gurindam yang memiliki sejumlah destinasi wisata religi bernuansa Tionghoa yang menjadi favorit bagi para wisatawan.
Hal tersebut, membuktikan bahwa toleransi antar budaya dan umat beragama di Tanjungpinang tetap terjaga, setiap individu sangat menjunjung tinggi keharmonisan dalam bermasyarakat.
Selain memiliki keindahan alam yang indah, destinasi wisata religi di Tanjungpinang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung.
Berikut beberapa destinasi wisata religi bernuansa Tionghoa yang menjadi rekomendasi untuk dikunjungi saat berada di Tanjungpinang.
- Vihara Dharma Sasana
Vihara Dharma Sasana telah berumur 300 tahun merupakan tempat berkumpulnya warga Tionghoa di Tanjungpinang, sejarah panjang inilah yang membuktikan bahwa warga Tionghoa sejak ratusan tahun yang lalu datang ke Tanjungpinang dan telah berbaur dengan warga setempat.
Vihara ini terletak di pinggir pantai Senggarang, Kota Tanjungpinang. Selain digunakan untuk pertemuan dan ibadah umat Buddha, Vihara ini menjadi objek objek wisata religi yang berada di Pulau Bintan.
Untuk menuju kesana, para wisatawan dapat menempuhnya melalui jalur darat maupun jalur laut dari Tanjungpinang. Sekitar 20-30 menit untuk jalur darat, atau 10 menit menggunakan kapal pompong.
Di Vihara ini terdapat banyak patung seperti patung Buddha, patung Dewi Kuan Im, patung naga, patung pendekar sakti Sun Gi Kong dan teman-temannya. Di dalam vihara terdapat kuil yang dibangun pada abad ke-17 dan masih berdiri kokoh sampai saat ini.
Hingga kini, Vihara Dharma Sasana telah menjadi tempat wisata religi yang legendaris, lokasi ini akan selalu ramai dikunjungi wisatawan untuk berfoto maupun bersantai menikmati suasana ombak dan angin laut.
- Patung Seribu
Vihara Ksitigarbha Budisatva yang dikenal Vihara Patung Seribu adalah salah satu destinasi wisata unggulan yang ada di kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Terletak di atas bukit, Vihara ini dibangun pada tahun 2016, kini menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian wisatawan nusantara dan mancanegara.
Vihara ini berlokasi di Jalan Asia Afrika KM 14, Kota Tanjungpinang. Dari Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), para wisatawan hanya perlu menempuh lokasi Vihara sekitar 10 hingga 20 menit saja menggunakan jalur darat.
Vihara patung seribu menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Wisatawan yang tiba di sana langsung disambut oleh patung besar dengan arsitektur yang indah.
Begitu melangkah ke dalam vihara, terdapat benteng dengan bangunan seperti pagoda, di atasnya dan di sisi kiri terukir relif yang menceritakan tentang perjalanan Buddha sampai tingkat Mahayana tertinggi yaitu Welas Asih.
Menariknya lagi, terdapat lebih kurang 500 patung Lohan atau pelayan Buddha yang dibangun dengan karakter wajah yang berbeda. Ditambah beberapa deretan patung dewa dewi dalam kepercayaan Buddha.
Ada yang menyebut lebih dari 500 patung itu adalah pelayan Buddha, di sisi lain ada pula yang menyatakan patung-patung itu adalah refleksi thousand faces of Buddha.
Tidak hanya menjadi tujuan wisata religius saja, Vihara Patung Seribu juga menjadi daya tarik bagi para pecinta seni dan budaya dari berbagai latar belakang.
- Pagoda Sata-Saharsa Buddha
Pagoda Sata-Saharsa Buddha terletak di komplek yang sama dengan Vihara Avalokitesvara Graha di KM 14, Kota Tanjungpinang dan menjadi objek wisata yang diakui kemegahannya.
Pasalnya, Pagoda ini memiliki banyak keistimewaan yang ada didalamnya. Secara spesifikasi Pagoda Sata-Sahasra Buddha memiliki tinggi 46.90 meter, dan merupakan tertinggi di Indonesia.
Menariknya lagi, Pagoda yang memiliki 9 lantai tersebut mendapatkan Rekor Muri dengan pemasangan patung sebanyak 20.708 buah yang tertempel di dinding-dinding Pagoda.
Komplek Vihara Avalokitesvara Graha ini juga menjadi tempat berkumpulnya umat Buddha saat hari-hari besar, seperti Imlek dan hari besar lainnya. Bahkan di komplek tersebut, juga terdapat penyimpanan abu-abu pemakaman warga Tionghoa di Tanjungpinang.
Komplek ini telah dibuka untuk umum baik kepentingan wisatawan maupun sembahyang, hingga kini komplek ini menjadi lokasi favorit wisatawan untuk belajar mengenal suku dan budaya Tionghoa.
Pagoda ini juga menjadi tempat berkumpulnya umat Buddha untuk menjalankan ritual ibadah. Bahkan, pagoda tersebut mampu menampung kurang lebih sebanyak 2.000 umat Buddha yang menjalankan ibadah. (un)