KEPRINEWS – Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar acara finalisasi penyusunan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) Kota Tanjungpinang di Hotel Aston, batu 12, Senin (24/10) pagi.
Direktur adaptasi perubahan iklim, Sri Tantri menjelaskan, penyususan RAD-API dilakukan guna suatu daerah dapat beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin ekstrim.
Hal ini juga disampaikannya demi mempertahankan ketahanan ekonomi, Sosial, kehidupan, dan ekosistem alam suatu daerah.
“Adaptasi ini dilakukan agar kita bisa survive dari pergantian musim yang terjadi,” ungkapnya.
Menurutnya, hampir 95% daerah di Indonesia mengalami bencana Hidro Metologis yang disebabkan oleh perubahan iklim, contohnya banjir, badai, longsor, dan sebagainya.
Hal ini menyebabkan aktivitas suatu daerah akan terganggu dan terhenti akibat bencana ini, sehingga pendapatan suatu daerah juga akan ikut menurun.
“Tahun kemarin Indonesia mengalami kerugian 115,3 Triliun Rupiah akibat perubahan iklim,” terangnya.
Tantri menambahkan, perubahan iklim yang terjadi tak lepas dari efek rumah kaca yang semakin tahun angka pembangunan nya semakin meningkat, bukan hanya di Indonesia, namun juga secara global yang menyebabkan cuaca dan suhu udara juga ikut meningkat.
“tahun ini Tanjungpinang telah memulai proses adaptasi daerah, dan telah melalui tahap final dokumen, juga telah dibentuk tim adaptasinya,” ungkapnya.
Dikesempatan yang sama, sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat menyampaikan, Tanjungpinang juga telah merasakan dampak dari perubahan iklim secara berkepanjangan, dimana suhu dan tekanan udara di Tanjungpinang semakin panas.
“Kita telah mencoba untuk terus beradaptasi seiring cepatnya perubahan iklim yang terjadi,”terangnya.
Menurutnya, ancaman perubahan iklim ini juga sudah menjadi perhatian global, karna ancaman tersebut telah masuk dalam pembahasan pada rapat G20 yang dilaksanakan di Bali, dimana Indonesia menjadi tuan rumah Presidential G20 Tahun 2022.
“Setiap tahun nya air laut mengalami kenaikan 3cm, yang disebabkan terus mencairnya Kutub Utara,”ungkapnya.
Namun, tambah Sekda, dengan dibentuk nya RAD-API ini, bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim tersebut dapat ditanggulangi dan diadaptasi dengan tepat. (un)