Sekwan DPRD Tanjungpinang Bantah Walikota Bongkar Berkas DPRD
KEPRINEWS — Menipis sejumlah pemberitaan hoax terkait pemberitaan yang menyebutkan Walikota Tanjungpinang membongkar berkas di kantor DPRD Kota Tanjungpinang, dengan gamblang Sekretaris DPRD Kota Tanjungpinang Effendi S.Sos, MM menyampaikan keterangan sebenarnya tanpa melebihi maksud kedatangan Walikota Rahma saat itu.
“Saya tegaskan tidak benar walikota membongkar arsip atau berkas di kantor sekretariat DPRD. Tidak seperti yang diberitakan. Kita bicara apa adanya, jangan memplintirkan sesuatu dengan cerita-cerita yang hoax, dipaksakan mengarah pada berita yang sama sekali tidak benar. Kami yang ada di tempat kejadian, jadi kami yang lebih tahu. Bukan hanya sekedar beropini, dan saya bicara apa adanya,” ucapnya, Kamis (24/3).
Diceritakan Effendy persoalan yang sebenarnya, bahwasannya saat itu dimana dirinya bersama Kabag dan sejumlah staf DPRD sedang merapikan berkas dengan memanfaatkan waktu libur kantor awal Maret lalu.
“Hanya kebetulan saja sedang merapihkan berkas, ibu walikota menelepon ada keperluan soal membahas pekerjaan. Dikarenakan saya sedang di kantor dan ibu berada di lokasi yang berdekatan, diputuskan untuk mengadakan bertemu di kantor Sekretariat Dewan saja. Tidak ada hubungannya dengan membongkar berkas. Itu cerita yang mengada-ada,” jelas Effendi.
Lanjut dikatakannya, setelah urusan pekerjaan selesai, Rahma melihat staf setwan yang sedang lembur tersebut. Dan keberadaan walilota hanya sebatas apresiasi melihat staf yang lembur dengan spontan seakan-akan bantu sebagai motivasi semangat, tapi hanya sebatas pas jalan menuju keluar, dan ada Sekwan waktu itu, sambil bercanda-canda.
“Melihat kesibukan kami semua, spontan ibu ikut membantu. Jadi tidak seperti yang diberitakan ibu membongkar berkas atau sampai mengobrak abrik seperti yang ada di judul berita. Itu mengada-ada, bukan yang sebenarnya,” tegasnya.
Singkat cerita, menurutnya, yang disayangkan ada bahasa dokumentasi, mengobrak-abrik, merekayasa arti keberadaan walikota, dan memprediksinya dengan opini sendiri yang tidak benar seperti itu. “Sehingga orang bisa berasumsi atau menduga yang lain dari keadaan sebenarnya. Kenapa tidak konfirmasi ke saya yang memimpin aksi kerja lembur saat libur, agar tidak salah pemberitaan,” tutupnya. (TIM)