KEPRINEWS – Rencana penyesuaian tarif masuk di pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) yang akan diberlakukan 1 Februari 2025 terus menuai penolakan dari berbagai elemen masyarakat.
Kali ini datang dari para tokoh masyarakat di Tanjungpinang, mereka berkomitmen membela kemaslahatan masyarakat dengan tetap menolak kenaikan pas masuk pelabuhan SBP.
Tokoh masyarakat, Riswandi menjelaskan, bahwa kebijakan kenaikan pas pelabuhan di SBP dinilai belum layak dengan fasilitas yang disediakan saat ini.
“Kami tetap komitmen menolak kenaikan pas pelabuhan pada 1 Februari 2025, karena fasilitas yang diberikan kepada masyarakat belum memadai, dari segi ruang parkir, ruang tunggu dan fasilitas lainnya,” kaya Riswandi, Senin (20/1/2024) pada wartawan.
Menurutnya, kenaikan pas masuk menjadi Rp15 ribu atau naik 50 persen dari harga normal itu terlalu tinggi, dan sangat memberatkan dikala ekonomi masyarakat sedang sulit.
Sementara, jika dibandingkan dengan pelabuhan Punggur, Batam, yang sudah memiliki fasilitas yang lebih memadai, hingga saat ini masih menerapkan pas masuk Rp10 ribu saja.
Oleh karena itu, ia meminta kepada pihak Pelindo Tanjungpinang agar tidak menaikkan pas masuk sebelum fasilitas di pelabuhan SBP dibenahi lebih baik.
“Kalau seandainya tetap dinaikan, maka akan ada aksi yang lebih besar. Bisa jadi demo besar-besaran di depan Pelabuhan SBP,” tegasnya.
Ia menambahkan, bahwa ia bersama tokoh masyarakat lainnya akan menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) antar Pelindo dan DPRD Tanjungpinang terkait kenaikan pas masuk ini.
“Nanti kita lanjutkan RDP dengan dewan, dan kalau dewan menerima kenaikan ini maka kita tidak akan percaya kepada dewan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan pesan kepada pihak Pelindo, agar dapat menyiapkan pintu khusus bagi pengunjung yang hendak mengambil barang di pelabuhan SBP.
Dalam artian, tiket pas masuk pelabuhan hanya berlaku bagi calon penumpang saja dan tidak dibebankan kepada pengambil barang.
“Karena mereka juga banyak dari kalangan mahasiswa dan anak sekolah yang mengambil barang titipan dari orang tuanya, kita pikirkan juga sekarang ekonomi sedang sulit,” pungkasnya. (un)