KEPRINEWS – Maraknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tampak semakin tak teratur dikeluhkan sejumlah pedagang di pasar tradisional Bintan Center (Bincen) Tanjungpinang.
Keberadaan PKL yang menempati sepanjang trotoar pasar di sekitar Bundaran Naga dinilai menjadi pesaing pedagang yang berada di dalam pasar Bincen.
Salah satu pedagang, Siregar mengeluh karena pembeli kebanyakan cenderung tidak masuk ke stand resmi pasar, karena sudah mendapatkan belanjaan dari PKL yang berjualan di luar.
Hal tersebut, tentu dianggap meresahkan dan merugikan pedagang yang berada di dalam pasar, sebab sejumlah PKL juga mematok harga dagangan mereka lebih murah dibandingkan harga yang berada di dalam pasar.
“Tentu pembeli jadi malas masuk ke dalam pasar lagi, walaupun hanya berbeda seribu tapi pembeli menganggap kami yang di dalam lebih mahal,” kata Siregar, Rabu (17/4/2024).
Pedagang lainnya bernama Lina, menyebut bahwa kondisi ini tak menguntungkan dan tak adil bagi mereka, sebab untuk berjualan di stand resmi pasar Bincen mereka harus membayar biaya sewa lapak sebesar Rp1,8 juta perbulan.
“Bahkan ada yang sewa sebesar Rp80 juta hingga Rp120 juta per lima tahun, tentu berbeda dengan biaya sewa PKL yang lebih murah,” keluhnya.
Sebelumnya kata Lina, para pedagang juga pernah mengeluhkan persoalan tersebut ke pihak pengelola pasar yakni PT Sinar Bahagia, namun hingga kini masalah tersebut belum kunjung terselesaikan.
Para pedagang juga meminta kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang agar ikut andil menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kita minta Pemko dapat mengkondisikan, kalau bisa ditertibkan yang diluar karena pasar sepi terus kalau begini terus,” pintanya. (un)