KEPRINEWS – Kepala Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq angkat bicara terkait laporan warga adanya dugaan oplos beras premium dengan menggunakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah setempat.
Menurutnya, pihak Bulog bersama tim akan melakukan pengecekan di setiap Rumah Pangan Kita (RPK), tempat penyaluran beras dari Bulog.
Ia menegaskan, jika memang adanya penyimpangan yang terjadi, maka Perum Bulog dengan tegas akan menjatuhkan sanksi berupa penghapusan status sebagai mitra.
“Kita akan identifikasi di setiap mitra kita, jika memang ada yang bermain maka akan kita stop penyaluran kepada yang bersangkutan,” kata Arief, Jumat (17/1/2025) saat dikonfirmasi.
Disisi lain, ia pun meminta warga maupun konsumen memastikan secara pasti merk premium apa saja yang diduga telah dioplos dengan SPHP.
Hal ini, juga dapat memudahkan proses identifikasi di lapangan, serta dapat dijadikan bukti kecurangan yang dilakukan.
“Memang harus ada bukti dan bukan hanya dugaan, khususnya pada beras merk apa saja. Untuk itu kami bersama tim akan identifikasi ke mitra kita, seperti di warung, kedai dan ritel modern,” tegasnya.
Sebelumnya, kekesalan masyarakat mengenai peredaran beras oplosan menjadi topik pembicaraan para emak-emak.
Seperti dikatakan warga Tanjungpinang, Maya, setiap kali dirinya membeli beras premium, satu dua kali masih bagus, seterusnya beras sudah berbeda rasanya.
“Saat beli dengan merek tertentu, biasanya hanya pertama kali aja bagus, rasanya enak, pas dibeli lagi dengan merek sama, rasanya sudah berbeda. Bahkan warna, bentuk beras pun berbeda. Saya pindah lagi merek lain, sama juga kejadiannya, tak tahu merek apa yang kualitasnya tak akan berubah,” ungkapnya.
Bahkan beberapa kali ia komplain ke kedai yang dibelinya, pemilik kedai hanya minta beras ditukar. Belanja beras di toko lain juga terjadi hal serupa. Begitu juga beli di pasar. Rasanya tidak ada yang aman untuk komoditas beras. (un)