KEPRINEWS – Disbudpar Kota Tanjungpinang memberikan inspirasi kepada 80 siswa SMP dalam mengenali dan memperkaya warisan budaya melalui pelatihan Musik Tradisi Melayu Kepulauan Riau (Kepri), di aula SMAN 4 Tanjungpinang, baru-baru ini.
Kepala Disbudpar Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri melalui Sekretaris Dinas, Mulia Wiwin, menjelaskan bahwa proporsi ruang di sekolah sangat terbatas untuk siswa mendengarkan musik tradisi, dan untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya konkret.
“Salah satu langkah adalah dengan membuat dan menyediakan materi pembelajaran musik tradisi dalam pendidikan formal dan informal, yang mencakup kurikulum, bahan ajar, dan evaluasi pembelajaran, mulai dari tingkat PAUD hingga SMA/SMK,” ucap Wiwin, dalam sambutannya membuka pelatihan itu.
Pemerintah juga turut aktif dalam memfasilitasi pemberdayaan para maestro musik tradisi, memberikan dukungan dalam bentuk ruang, dan memberikan insentif kepada mereka sebagai pengajar.
“Ini merupakan wujud nyata dalam membangun ekosistem pendidikan berbasis budaya (school of living tradition) dan mengintegrasikan sistem pendidikan formal, informal, serta kultural sebagai model aktual dari konsep merdeka belajar,” tambah Wiwin.
Pelatihan musik tradisi anak ini, kata Wiwin, sebagai bentuk kaderisasi anak untuk menjadi pencalang atau generasi yang menjaga musik tradisi di Kepri.
Selain itu, pelatihan ini juga memberikan pembekalan bagi pembinaan dan pengembangan di lingkungan sekolah, persiapan peserta didik mengikuti ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang diadakan oleh kemendikbudristek.
“Dengan pelatihan ini, diharapkan menjadikan tonggak awal pendidikan karakter anak dan siswa yang berbudaya, menjaga kearifan lokal, serta memastikan keberlangsungan musik tradisional di Tanjungpinang,” ujar Wiwin.
Sebelumnya, Kepala Bidang Adat Tradisi, Nilai Budaya, dan Kesenian, Dewi Sinaga mengatakan pelatihan musik tradisi Melayu yang berlangsung sehari ini, diikuti 80 orang siswa dari SMPN di kota Tanjungpinang.
Nantinya, hasil dari pelatihan ini akan diujikan dalam perlombaan yang dijadwalkan pada 21 Desember mendatang.
“Kami sangat menantikan hasil dari pelatihan ini yang akan menjadi bagian dari pertunjukan lomba. Para peserta telah menunjukkan semangat dan antusiasme yang luar biasa dalam menggali potensi musik tradisional,” ujar Dewi.
Melalui pelatihan ini, Dewi berharap anak-anak Tanjungpinang dapat menjadi pelopor dalam memelihara dan mewariskan kekayaan budaya, menjadikan musik tradisional Melayu Kepri sebagai warisan yang terus berkembang dan dijunjung tinggi,” tutupnya. (jer)