KEPRINEWS – Angkutan Kota (Angkot) merupakan tranportasi umum legendaris yang menjadi ikon dari Ibukota Provinsi Kepulauan, yakni Kota Tanjungpinang.
Ditengah gempuran membludaknya jumlah transportasi online di wilayah setempat, membuat transportasi manual seperti angkot perlahan-lahan mulai tenggelam.
Ditambah memasuki era digitalisasi yang terjadi saat ini, mereka harus bersaing ketat dengan tranportasi online yang menawarkan harga relatif murah.
Meski jumlah penumpang semakin menurun, namun aktivitas angkot masih terus menunjukkan eksistensi dan komitmen ditengah masyarakat, serta optimis menjalani aktivitas sehari-hari demi kebutuhan keluarga dirumah.
Seperti kata Jonplai, supir angkot yang ditemui saat sedang mangkal dan menunggu penumpang di depan pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP), Sabtu (16/12/2023).
Ia mengatakan, saat ini harga tarif angkot cukup bervariasi, mulai dari Rp7 ribu hingga Rp10 ribu tergantung dari jarak yang ditempuh.
Dikatakannya, bahwa saat ini nasib transportasi umum seperti angkot sangat memprihatinkan, ditambah lagi hal tersebut diperparah oleh covid 19 yang membuat menurunnya penumpang dan penghasilan.
“Sehingga penghasilan kami jauh menurun dan minim. Bahkan untuk mendapatkan hasil bersih Rp30 ribu sehari saja sudah sangat besar,” ujarnya.
Hal yang sama dikeluhkan supir angkot lainnya, yang biasa disapa Boler. Menurutnya keberadaan tranportasi online di Tanjungpinang belum tepat, sebab Tanjungpinang merupakan Kota kecil dengan jarak tempuh yang masih pendek.
“Jadi memang kami masih bisa menghandle penumpang-penumpang dalam kota, tapi mau bagaimana lagi kami sama-sama mencari rezeki, jadi dijalani saja,” ujarnya.
Kendati demikian, ia berharap agar pemerintah setempat bisa kembali memaksimalkan keberadaan angkot di Tanjungpinang, sebab kata dia angkot merupakan tranportasi yang tidak bisa dihilangkan keberadaannya.
“Mau bagaimana juga angkot masih dibutuhkan di tengah masyarakat dan tidak bisa dihilangkan, semoga pemerintah dapat memperhatikan hal ini,” pungkasnya. (un)