KEPRINEWS – Salah satu yang menjadi bahan pembicaraan di kalangan pers, yaitu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bintan Nafrion, dinilai arogan dan gagal dalam mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya.
Salah satu wartawan di Tanjungpinang Juni, Rabu (15/06) mengatakan, bahwa bukan semua pertemanan dan mitra harus diukur dengan uang, atau dana publikasi. Yang terpenting, reaksi respon membangun komunikasi publik yang baik, sebagai dinas yang mempunyai tugas membantu Bupati menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang komunikasi.
“Teman-teman saya pun bilang Nafriyon jarang membalas chat Whatsapp dengan wartawan yang bertanya. Apakah ia super sibuk atau kebiasaan buruknya itu tetap menjadi ukuran, berdampak dalam tugasnya. Ia harus tahu bahwa dirinya itu pejabat publik digaji oleh negara, membawahi dinas yang bersentuhan langsung dengan wartawan. Artinya penyelenggaraan Tupoksi Kadis harus dilakukannya dengan baik berdasarkan peranan dinas,” ungkapnya.
Kesadaran membangun komunikasi itu prioritas. Pasalnya, Diskominfo merupakan instansi yang bertugas membangun citra Kabupaten Bintan. Diskominfo adalah garda terdepan layanan informasi dan teknologi yang berkaitan dengan keberadaan pers.
Salah satu pegawai Diskominfo Bintan, (namanya dirahasian-red) menambahkan bahwa Kadis ini tidak mampu merangkul, menyelesaikan masalah dengan baik. Sifat dan gayanya hanya bisa menciptakan masalah baru. Seorang Kadis harus didukung dengan SDM yang mampu bekerja cerdas, kreatif, inovatif, semangat, gigih, terampil, atraktif dan tangkas, terlebih kemampuan berkomunikasi, jalin kemitraan.
“Dengan orang dinas sendiri saja dia tidak mampu merangkul, menciptakan suasana kerja yang nyaman terkendali, menyelesaikan masalah kantor. Hanya ego dan prinsipnya yang kami rasakan, konsekuensinya bukan solusi tapi tambah masalah. Apa lagi untuk bermitra dengan orang luar. Buktinya sudah banyak yang kecewa dan marah terhadap sikap responnya tidak bersahabat. Saya bicara tidak berlebihan, atau tendensius, tapi apa adanya sesuai fakta yang terjadi,” ucapnya.
Insan pers merupakan mitra penyampaian informasi secara luas kepada publik yang harus dijaga. Jangan berpikir hanya sebatas anggaran publikas, tapi berlaku baik, meresponi orang lain, bukan karena terlalu dibutuhkan orang lain, namun itu adalah bagian dari silutuhrami dan sebagai makhluk sosial.
Seorang Kadis yang tidak memiliki dan menegakkan prinsip kemitraan, yaitu saling membutuhkan, saling menguntungkan, saling mendukung, sangat mempengaruhi sistem pelayanan masyarakat yang bermuara buruk pada citra Pemkab Bintan.
Bukti Nafriyon gagal dalam imlementasi tugas, yaitu ketinggalan, lambat menjalankan manajemen informasi. Lambat dan lalai melakukan kerja sama dengan perusahaan pers secara profesional dan terukur. Lambat melakukan pencairan publikasi sebagai bentuk tanggung jawab dan menjaga mitra kerja. Tidak mampu memberikan dan menerbitkan informasi progres Pemkab dan bupati lewat rilis pers sebagai upaya penyebaran informasi.
“Jangan beranggapan sudah cukup informasi lewat website Pemkab saja. Penyebaran informasi lewat media online lainnya itu sangat penting dan harus dilakukan, agar masyarakat tahu apa yang telah dikerjakan dan akan dilakukan oleh pemerintah. Upaya ini sebagai bentuk mendukung program bupati. Ukuran keberhasilan dinas Kominfo itu adalah penyapaian, penyebaran informasi di sejumlah media,” tegasnya.
“Yang saya lihat selama ini, sudah menjadi keluhan teman-teman wartawan, Kadis ini tidak memiliki usaha dan upaya menjalin komunikasi dengan semestinya. Sifat berlebihan, arogansi merasa diri pejabat itu sangat berbahaya, sebab hal ini lah menjadi pemicu kinerjanya tidak bersahabat,” terangnya.
Semoga Bupati Bintan dapat melihat sendiri hasil dan capaian kinerja Nafriyon, bukan dari kata-kata, tapi melihat dari keseluruhannya. Siapa pun dia, apa lagi seorang Kadis, jalinan komunikasi dengan siapa saja, kapan saja, dan kepada siapa saja, terutama dengan dunia pers, itu merupakan prioritas kerja.
Ditambahkan lagi oleh seorang wartawan, Nugrawati, bahwa Diskominfo Bintan seperti tidak memiliki pemimpin . Termasuk dinas yang lambat melakukan administrasi dan penerapannya. Sudah lah lambat, tidak mau jalin pertemanan.
“Kadang WA ke Nafrion untuk mempertanyakan sesuatu atau sebagai bentuk silaturahmi, tidak ditanggapinya. Itu terjadi bukan hanya ke satu dua orang saja. Ia tidak menyadirin bahwa dirinya adalah pelayan masyarakat, meresponi orang lain adalah bagian dari perbuatan mulia. Saran kami, sebaiknya bupati mcepat mengantikan posisinya ke pejabat yang bisa menjalin komunikasi serta menghargai orang lain,” harapnya.
Kepala Dinas Kominfo Bintan, ketika dikonfirmasi dua kali via whatsapp, Kamis (8/6) dan Kamis 16/6) tidak menjawab pertanyaan wartawan. (Red)