KEPRINEWS – Perusahaan pengembang PLTS berskala dunia, Quantum Power Asia dan ib Vogt
menandatangani perjanjian untuk pembuatan modul PV Indonesia yang akan dibutuhkan untuk
pembangunan mega proyek PLTS di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Karimun, Kepri.
Untuk pembangunan fasilitas pembuatan modul PV Indonesia ini, Quantum dan ib Vogt bekerja
sama dengan perusahaan global Seraphim untuk melakukan studi kelayakan tekno-komersial
dalam pembangunan fasilitas manufaktur yang akan memasok modul PV ke Proyek Anantara
yang didedikasikan untuk mendanai dan membangun PLTS di Indonesia, proyek domestik lainnya
serta untuk memenuhi ekspor ke pasar luar negeri.
Pihak-pihak yang menandatangani perjanjian ini sepakat untuk melakukan studi kelayakan
selama 24 bulan ke depan, dan memenuhi permintaan awal yang diminta oleh Anantara untuk
menyediakan fasilitas pembuatan modul PV yang cukup bagi pembangunan mega proyek PLTS di
Kepulauan Riau. Keputusan investasi akhir juga akan disepakati setelah studi kelayakan selesai
dilaksanakan.
Managing Director, Quantum Power Asia Pte Ltd, Simon G. Bell mengatakan, “Investasi ini akan
melibatkan Seraphim yang merupakan produsen dan pemasok modul PV surya terkemuka di
berbagai negara dan terdaftar sebagai ‘Pemasok Tier 1’ pada Peringkat Modul Keuangan Energi
Baru yang dikeluarkan Bloomberg,” ucap Simon G. Bell (10/10/2022).
Simon mengatakan, saat ini, Quantum dan ib Vogt telah menyiapkan komitmen pendanaan untuk
membangun 3.500 MWp PLTS dengan kapasitas penyimpanan energi mencapai hingga 12 GWh
di Kepulauan Riau. Proyek ini juga memiliki tujuan untuk menyediakan energi bersih untuk
memenuhi kebutuhan lokal sebelum mengekspor listrik ke Singapura melalui 400 kV kabel bawah
laut.
Dengan komitmen investasi sebesar 6 Milyar Dolar AS, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di
Kepulauan Riau ini akan menjadi PLTS terbesar di dunia yang akan dibangun di KEK Karimun,
Kepulauan Riau.
Managing Director (APAC), ib Vogt, Mr. David Ludwid mengatakan, “Studi kelayakan yang
dilakukan akan mencakup pembangunan fasilitas produksi 1 GWp per tahun di dalam KEK
Karimun yang akan mendatangkan investasi langsung lebih dari 400 Juta Dolar AS serta menarik
investasi tidak langsung terkait bidang infrastruktur, pemasok dan sub kontraktor lainnya,” jelas
David.
Sementara itu, Chief Executive Officer, Seraphim, Polaris Li, mengatakan, “Berdasarkan hasil studi
kelayakan nantinya diharapkan pembangunan fasilitas manufaktur dapat dimulai pada tahun
2024 dengan produksi dimulai pada tahun 2025. Investasi untuk fasilitas manufaktur ini akan
menciptakan 500 peluang kerja berkualitas tinggi serta lebih dari 4.500 peluang kerja tidak
langsung,” paparnya.
Pembangunan Mega Proyek PLTS di Kepulauan Riau ini berkomitmen untuk memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat setempat sebelum mengekspor listrik ke Singapura. Dengan
dukungan penuh dari komunitas masyarakat di Kepulauan Riau, telah dirancang hubungan rantai
pasokan hiper-lokal, program pelatihan kompetensi keterampilan yang relevan untuk penduduk,
serta kegiatan pembangunan bisnis. Dengan demikian, diharapkan proyek dapat melibatkan
usaha mikro, kecil, hingga menengah lokal dan memberikan dampak positif pada masyarakat luas
secara maksimal.
Sebagai bagian dari inisiatif untuk mencapai netralitas karbon pada 2050, Pemerintah Singapura
melalui Energy Market Authority (EMA) telah mengeluarkan Request for Proposals (RfP) untuk
izin impor listrik, guna memasok energi bersih dari negara tetangga termasuk Indonesia. Proyek
yang dihasilkan akan menjadi salah satu program PV Surya atau PLTS dan penyimpanan baterai
terbesar di satu lokasi secara global.
Perusahaan pengembang PLTS berskala dunia, Quantum Power Asia dan ib Vogt telah
membentuk perusahaan patungan bernama Anantara Energy (Anantara) yang didedikasikan
untuk mendanai dan membangun PLTS di Indonesia. Perusahaan ini juga bermitra dengan Union
Energy Corporation, yang merupakan penyalur listrik terkemuka di Singapura, sebagai mitra
impor dan pengecer.
Selama ini Quantum Power Asia adalah perusahaan yang telah berpengalaman dalam
membangun dan membiayai PLTS di Indonesia dengan Perjanjian Jual Beli Listrik bersama
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sementara, ib Vogt merupakan salah satu pengembang PLTS
terbesar di dunia yang berkantor pusat di Jerman dan beroperasi di 43 negara.
Konsorsium kedua perusahaan ini sebelumnya telah membangun PLTS dengan single-axis
tracking pertama yang terbesar di Indonesia berskala 14,7 MW di Gorontalo, dan pembangunan
PLTS terbesar ketiga di Indonesia yang berlokasi di Lombok berskala 7 MW. Keduanya saat ini
sudah beroperasi dan menyuplai listrik secara langsung ke PLN. Konsorsium Quantum dan ib
vogt secara global telah membangun 3 GW PLTS dan telah memiliki proyek pada pipeline sebesar
27 GW. (Red)