KEPRINEWS – Pulau Penyengat sudah terkenal dengan keunikan wisata religi dan sejarah Melayu. Sudah menjadi ciri khas pulau penyengat selalu menyuguhkan keunikan dan daya tarik masyarakat untuk berkunjung, mulai dari wisatawan lokal hingga manca negara.
Banyak juga mengatakan bahwa Pulau Penyengat merupakan desa kecil dengan cerita sejarah yang kental. Karena disana terdapat makam-makam para pahlawan, tokoh dan tetua Melayu, hingga bangunan-bangunan bersejarah yang wajib di sampari saat berkunjung di sana.
Namun, untuk mengunjungi situs-situs bersejarah yang terdapat penyengat, para wisatawan bisa berkeliling menggunakan Becak Motor (Bentor).
Dengan Bentor, wisatawan akan mendapatkan guide sendiri mengelilingi pulau penyengat dengan tarif sebesar Rp40 ribu per jam.
Kontribusi Bentor di Penyengat juga sangat berpengaruh karena menjadi salah satu daya tarik dan kearifan lokal yang patut di apresiasi.
Amran, supir bentor kelahiran penyengat mengatakan, bahwa antusiusme wisatawan dalam menggunakan jasa Bentor diakuinya cukup tinggi.
Bentor ini, kata dia, juga memudahkan wisatawan menikmati keindahan dan kearifan dari situs-situs bersejarah yang ada di pulau penyengat.
“Untuk hari biasa kadang bisa 1-2 trip, kalau hari-hari besar dan hari libur bisa sampai 5-6 trip. Bahkan dari jumlah Bentor yang ada, kadang tak dapat mengakomodir semua wisatawan yang ingin menggunakan Bentor,” kata Amran, Sabtu (12/8/2023).
Pria yang sudah meniti karir selama 36 tahun sebagai sopir Bentor itu juga mengakui, perkembangan pulau penyengat meningkat cukup pesat, mulai dari fasilitas, kemudahan transportasi, perbaikan jalan, dermaga pelabuhan, kebersihan, dan tempat kuliner tak dapat diragukan lagi. Tingkat kenyamanan para wisatawan tentu sudah menjadi prioritas yang terus dikembangkan oleh pemerintah Kota Tanjungpinang.
“Seiring dengan terus berjalannya proses pengembangan fasilitas dan bangunan pendukung di penyengat, tentu untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang datang. Hal ini akan berdampak baik untuk pulau ini, juga supir Bentor karena akan lebih banyak orderan trip dari wisatawan,” tuturnya.
Iapun berharap, perkembangan pulau penyengat dapat terus meningkat dengan jumlah wisatawan yang juga semakin membludak.
“Untuk sekarang pulau penyengat ini sudah oke, dari tahun 90-an pulau penyengat selalu di kunjungi wisatawan luar, baik dari Malaysia, Singapura, dan daerah lain,” tuturnya.
Kendati demikian, ia meminta kepada pemerintah daerah agar dapat menambah lampu penerangan jalan, karena menurutnya masih ada beberapa titik lokasi bersejarah yang gelap.
“Mudah-mudahan kami saat malam bisa lebih terang berkeliling, karena masih ada juga yang gelap. Seperti jalan menuju ke makam Raja Haji Fisabilillah yang perlu penerangan dan perbaikan jalan,” pintanya mengakhiri. (un)