KEPRINEWS – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Tanjungpinang kebanjiran siswa baru. Bahkan, jumlah siswa baru di sekolah tersebut melebihi batas kuota yang telah disediakan.
Wakil Kepala Kesiswaan SMPN 7 Tanjungpinang, Norma Jania mengatakan, lonjakan siswa baru di sekolah itu terus terjadi setiap tahunnya. Namun, untuk tahun ajaran 2023/2024 ini yang paling signifikan.
“Tiap tahun memang selalu ada peningkatan jumlah siswa baru, karena di Tanjungpinang Timur ini kan banyak perumahan baru bagi keluarga produktif dari setiap keluarga,”kata Norma, Rabu (12/7/2023) saat dijumpai di sekolah.
Apalagi, kata dia, PPDB tahun ini menerapkan sistem zonasi, dimana Tanjungpinang Timur memiliki jumlah penduduk yang semakin membludak tiap tahunnya. Animo yang tak dapat dihindarkan ini, menyebabkan lonjakan yang signifikan pada siswa baru di SMPN 7 Tanjungpinang.
“Jalur zonasi merupakan hal yang tepat bagi siswa yang berada dekat rumah sehingga tidak menimbulkan masalah. tapi, disitulah mungkin lonjakan terjadi dan itu diluar prediksi kami,” ungkapnya.
Norma menjelaskan, awalnya SMPN 7 menyediakan kuota siswa baru sebanyak 10 Rombongan Belajar (Rombel) yang akan diisi oleh 38 siswa perkelasnya atau secara total yaitu 380 siswa.
Namun, akibat dari lonjakan ini, pihak sekolah terpaksa mengisi 51 siswa perkelas dengan jumlah Rombel yang sama. Artinya, jumlah siswa baru di SMPN 7 bisa mencapai 510 siswa.
“Tapi Alhamdulillah meski sekarang satu kelas itu bisa mencapai 51 siswa, tapi hal ini tidak menjadi masalah karena kami masih bisa menampung,” tuturnya.
Melihat kondisi tersebut, lanjutnya, pihak sekolah juga sudah menyarankan pihak orangtua untuk pindah kesekolah lain. Namun, kebanyakan dari wali murid ini memilih untuk tetap bertahan.
Iapun belum bisa memastikan apakah ada perubahan yang akan dilakukan kedepannya. Proses belajar mengajar akan tetap berjalan semestinya.
“Seluruh siswa berhak mendapatkan pendidikan. Maka, Proses Belajar Mengajar (PBM) akan terus berlanjut meski dengan kondisi ini,” tegarnya.
Sementara itu, setelah melewati Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama 3 hari, kini proses belajar mengajar di SMPN 7 sudah berlangsung seperti biasa.
“Tiap kelas itu sudah ada pembentukan walikelas, pemilihan struktur ketua kelas dan telah berjalan semestinya. Yang penting anak-anak kita bisa sekolah,” tutupnya. (un)