KEPRINEWS – Masyarakat Entis Tionghoa memiliki beragam tradisi saat menyambut tahun baru Imlek, salah satunya yaitu ritual fang seng atau pelepasan burung pipit.
Konon ritual ini sudah rutin dilakukan saat momen tahun baru Imlek, karena menurut kepercayaan warga Tionghoa, melepaskan burung pipit merupakan makna sebagai permohonan ampunan kepada yang maha kuasa.
Disamping itu, ternyata ritual pelepasan burung Pipit ini juga membawa keberuntungan bagi para pedagang burung, terutama di sekitaran Vihara Bahtra Sasana yang berada di Jalan Merdeka, Kota Tanjungpinang.
Salah satu pedagang yang turut merasakan manfaat tradisi ini, Ilham mengaku sudah berjualan sejak 4 hari lalu sebelum Imlek di kawasan Vihara tersebut.
Pria asal Palembang ini jauh-jauh dari tempat asalnya membawa kurang lebih 10 ribu burung pipit yang akan dijual seharga Rp 10 ribu per ekor.
“Banyak warga Tionghoa yang membeli untuk dilepaskan, dan puncak ramainya saat ibadah leluhur satu hari sebelum Imlek dan hari Imlek semalam,” kata Ilham, Minggu (11/2/2024) pada media ini.
Dari hasil penjualan burung Pipit inipun cukup menguntungkan, ia menyebut dapat meruap keuntungan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dalam sehari dari hasil penjualan burung.
Memang menurutnya, target pasar di Kota Tanjungpinang cukup tinggi dan lebih menguntungkan dari beberapa kota lainnya, ia juga mengaku sering bolak-balik dari Palembang ke Tanjungpinang untuk menjual burung.
“Saya rasa di Tanjungpinang lebih menguntungkan, karena memang animo masyarakat Tionghoa disini sangat tinggi melakukan ritual ini,” ujarnya.
Dari sekian banyaknya burung yang di bawa, ia mengaku burung-burung tersebut juga sering mati secara tiba-tiba, bahkan bisa mencapai 50 ekor burung dalam sehari.
“Masih untung kok, karna saya pesan dari orang burung ini seribu rupiah per ekor dan saya jual Rp 10 ribu per ekor. Target saya selama seminggu tahun baru Imlek akan berjualan di lokasi ini, kalau sudah sepi pindah ke tempat lain,” pungkasnya. (Un)