KEPRINEWS – Digitalisasi di berbagai bidang membawa potensi besar untuk mempercepat pemberdayaan perempuan. Chair Women20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi menyatakan dalam Presidensi G20 Indonesia, Pemerintah dan pemangku kepentingan akan mendorong komitmen berbagai negara untuk mengurangi kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja di negara-negara G20 sebesar 25% pada tahun 2025.
“Pemberdayaan dan inklusi ekonomi perempuan melalui UMKM adalah kunci dalam mencapai agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan, dan teknologi adalah enabler,” ujar Uli dalam Pertemuan kedua Women20 (W20) bertema UMKM Milik Perempuan: Kunci Pertumbuhan Inklusif yang berlangsung hibrida dari Batu, Jawa Timur, Rabu (09/03/2022).
Pertemuan yang berlangsung selama dua hari dari Selasa (08/03/2022) itu membahas beberapa hal penting terkait pentingnya UMKM mendapatkan layanan akses finansial dan pemanfaatan teknologi digital sehingga menjadi penggerak ekonomi global.
“Pemilihan Kota Batu sebagai salah satu tempat pertemuan W20 dikarenakan ada sekitar 14.600 UMKM dimana 60% nya dimiliki dan dijalankan oleh perempuan,” jelas Chair Women20 Indonesia.
Dalam pertemuan kedua ini yang bertepatan dengan peringatan “Women International Day”, Co-Chair Women20 Indonesia, Dian Siswarini menyatakan upaya meningkatkan kualitas UMKM yang dimiliki oleh perempuan menjadi salah satu cara menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan, seluruh elemen dan pemangku kepentingan sebaiknya.
Menurutnya, hal itu dapat mendukung UMKM milik Perempuan sebagai bagian dari strategi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi inklusif di saat ini dan di masa depan.
“Selain itu bisa membangun ekosistem yang kuat untuk mendukung UMKM milik perempuan di seluruh negara G20. Dan, memaksimalkan pemanfaatan platform digital untuk mendukung UMKM milik perempuan,” jelas Dian.
Sebelumnya, pada sesi pembukaan, Selasa (08/03/2022), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA), Bintang Puspayoga menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Women20 Indonesia dalam upaya meningkatkan status perempuan secara global.
Menteri Bintang menekankan konteks pemulihan sosio-ekonomi pada lingkup Group of Twenty (G20) yang terdampak pandemi Covid-19. Menurutnya Pemerintah Indonesia akan terus memperluas kesempatan untuk meningkatkan akses finansial kepada UMKM, khususnya perempuan.
“Sebagai wujud atensi penuh dan berkelanjutan Pemerintah Indonesia dalam mendukung UMKM dan mencapai kesetaraan gender, KemenPPPA memiliki komitmen yang sejalan dengan 5 (lima) prioritas arahan Presiden Joko Widodo, yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berspektif gender. Komitmen tersebut menempatkan pemberdayaan ekonomi perempuan di depan karena ketahanan ekonomi perempuan bukan hanya tentang mata pencaharian tetapi juga salah satu kunci untuk melindungi dan memenuhi hak-hak dasar perempuan,” jelasnya.
Turut hadir membuka acara, Wakil Gubernur Jawa Timur, Walikota Batu, Co-Sherpa G20 Indonesia, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lenny N. Rosalin.
Pertemuan kedua dihadiri sekitar 500 orang peserta, termasuk 150 orang yang hadir secara offline di Batu. Para peserta berasal dari berbagai lembaga termasuk perwakilan dari para negara anggota G20.
Dalam rangkaian acara juga digelar beberapa Side Event. Pada hari pertama digelar rangkaianperayaan International Women’s Day. Fokusnya untuk menunjukkan aksi konkret Women20 dalam mendorong pemberdayaan perempuan.
W20 Italia dan Indonesia menginisiasi bentuk kerjasama antar UMKM sebagai W20 Initiative, dimana program ini sejalan dengan isu prioritas W20 dan pengejawantahan dari komitmen W20 terkait UMKM.
Selain itu, W20 menggelar kick-off program perwujudan ekonomi inklusi bagi disabilitas. Program ini memfasilitasi peningkatan kemampuan diri penyandang disabilitas dengan memberikan akses agar mereka dapat berwirausaha, melalui pelatihan, pemberdayaan keterampilan dan pengelolaan usaha bagi penyandang disabilitas. Ada pula Program W20 Sispreneur untuk UMKM yang diinisiasi oleh XL Axiata melalui program Sisternet.
Kegiatan dilanjutkan dengan membahas lebih jauh terkait trend global terkait UMKM serta beragam praktik dari berbagai negara antara lain Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Uni Eropa, Brazil, dan Turki. Beragam contoh dari negara-negara anggota G20 ini menjadi masukan penting bagi rancangan komunike W20 di bawah Presidensi Indonesia.
Pada hari kedua, Side Event ini akan fokus pada topik utama yang merupakan tantangan terbesar dari UMKM milik perempuan yaitu akses ke layanan finansial. Acara itu menghadirkan narasumber Ririn Kadariyah (Government Investment Center), Aria Widyanto (Amartha Fintech), Resya Kania (Women’s World Banking), Diah Yusuf (Womenpreneurs Indonesia Networks atau WIN), dan Kumjoo Huh (Kyobo Life Insurance).
Dilanjutkan dengan pelatihan virtual dari Yasmin Wirjawan tentang Digital Financial Literacy for MSMEs Sharing Session dan Petty S. Fatimah tentang Leadership for Women Entrepreneurs oleh Wanita Wirausaha Femina.
Seluruh agenda W20 hingga Oktober 2022 digelar secara bertahap di beberapa titik destinasi prioritas di Indonesia. Pelaksanaannya bekerjasama dengan International Knowledge Partners, badan PBB, organisasi masyarakat sipil, akademisi, badan pemerintah hingga sektor swasta.
Setelah di Batu, side events W20 hingga W20 Summit, selanjutnya akan dilaksanakan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan pada Maret 2022, di Kota Manokwari, Provinsi Papua Barat pada Mei 2022, di Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara pada Juli 2022, dan Kota Denpasar, Provinsi Bali pada September hingga Oktober 2022 mendatang. (*)