KEPRINEWS – Sejumlah orang tua siswa meminta Disdik Kepri untuk bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi pada sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dimana, orang tua berupaya memperoleh hak pendidikan bagi anak-anaknya.
Menanggapi hal ini, Kepala Ombudsman Kepri Lagat Siadari, ikut menelusuri keluhan masyarakat, soal sistem PPDB Sekolah Menengah Kejuruan, tahun ajaran 2024/2025, beberapa waktu lalu.
Lagat menilai, pendaftaran sejumlah calon siswa ke SMKN 1 Bintan Utara (Binut) tapi malah masuk sekolah kejuruan lain di Bintan Timur, itu karena kuota jumlah murid atau Rombel di SMK Binut sudah penuh.
Ia mengatakan, peserta didik baru itu mendaftar di SMK Binut, dengan jurusan yang sama di SMK Bintan Timur, otomatis kalau di Binut penuh, sistem langsung memasukannya ke jurusan yang sama di SMK lainnya.
“Makanya, siswa baru yang mendatar di SMKN 1 Binut, terimanya di SMKN 1 Bintim karena pemilihan jurusan itu tadi,” terang Lagat saat dihubungi wartawan.
Lagat menyebutkan di SMKN 1 Binut sda 8 jurusan, yakni, Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Konstruksi Batu Beton, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Instalasi Tenaga Kelistrikan, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Pengelasan, dan Jurusan Perhotelan.
Sedangkan, SMKN 1 Bintim ada empat jurusan yakni, Akuntansi, Perhotelan Desain Komunikasi, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), dan Jurusan Busana.
“Ada jurusan yang sama, yaitu RPL dan Perhotelan. Sehingga, ketika kuota ruang kelas di SMKN 1 Binut penuh, maka langsung dialihkan ke SMKN 1 Bintim sesuai jurusan yang dipilih sebelumnya,” tuturnya.
Lalu, kata Lagat, kenapa tidak terdaftar di SMKN 1 Seri Kuala Lobam (SKL), yang dekat zonasinya dengan SMKN 1 Binut?.
“Karena jurusannya tidak sama. Sehingga, peserta didik yang baru itu terlempar namanya sampai ke Bintan Timur,” pungkasnya.
Sebelumnya, Hendri warga Tanjunguban mengungkapkan kekesalannya setelah mengetahui pengumuman dari pihak SMKN 1 Binut, bahwa anaknya diterima di SMKN 1 Bintan Timur, yang berada di Kelurahan Sei Lekop.
“Kan tidak mungkin anak saya tinggal di Tanjunguban pulang pergi setiap hari ke Bintan Timur, yang jaraknya puluhan kilometer (Km),” ucapnya.
Akhirnya, Hendri mencabut berkas pendaftaran anaknya di SMKN Binut, untuk mendaftarkannya ke sekolah lain yang ada di wilayah Kecamatan Bintan Utara.
“Kami lagi cari sekolah SMA Negeri yang ada di Tanjunguban, untuk daftarkan anak kami,” pungkasnya. (ris)