KEPRINEWS – Pemerintah Republik Indonesia menawarkan kerja sama yang bersifat resiprokal kepada perwakilan negara-negara mitra anggota International Telecommunication Union (ITU). Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate secara konkret, kerja sama itu berupa saling memberikan dukungan, terutama dalam kegiatan internasional.
“Kita perlu menggalang kerja sama dengan anggota ITU agar Indonesia, sekali lagi dipercaya untuk mewakili Region E – Asia dan Australasia di ITU Council. Indonesia telah secara aktif berpartisipasi dan berkontribusi maksimal dalam setiap forum internasional termasuk yang diadakan ITU untuk mencapai tujuan menghubungkan yang tidak terhubung,” jelasnya saat memberikan keterangan kepada pekerja media usai acara Jamuan Diplomatik di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (28/06/2022).
Menkominfo menyatakan Pemerintah RI secara aktif menyoroti proses kerja ITU yang transparan, akuntabel dalam pembiayaan, dan proses rekrutmen seleksi auditor eksternal. Menteri Johnny menjelaskan jika kembali terpilih menjadi anggota Dewan ITU nantinya, Indonesia makin memperjuangkan pemerataan pembangunan teknologi digital di dunia dengan berpusat pada manusia atau “human center development”.
“Mengusung tema Jakarta Reception Days, Indonesia juga mengambil kesempatan untuk memperjuangkan agar pembangunan teknologi digital di dunia harus berpusat pada manusia (Human Center Development). Indonesia juga mempromosikan peran perempuan di ITU agar mempunyai kesempatan yang lebih dalam berbagai kegiatan dan posisi penting di ITU,” jelasnya.
Menteri Johnny menegaskan Indonesia secara aktif menyuarakan dan mengundang semua negara anggota untuk mempertimbangkan representasi geografis yang adil.
“Serta menekankan pentingnya memberikan pijakan yang sama bagi semua negara anggota untuk berkontribusi. Sebagaimana diketahui, ITU berperan sebagai United Nations Specialized Agency for Information and Communication Technologies (ICT),” ungkapnya.
Prakarsa Restrukturisasi ITU
Sebagai Anggota ITU, Indonesia mengusulkan lima kursi tambahan untuk Council Regions A, D, dan E. Menkominfo menyatakan hal itu telah diadopsi Plenipotentiary Conference 2010.
“Indonesia turut memprakarsai proposal yang menandai dimulainya proses restrukturisasi ITU yang membuka jalan untuk keefektifan dan efisiensi penting dari organisasi ITU saat ini, yang kemudian dengan suara bulat diadopsi oleh Plenipotentiary Conference 1992 di Jenewa, Swiss,” jelasnya.
Menteri Johnny menyatakan, Indonesia juga mendorong kerangka kerja untuk perumusan ITU ICT Development Index atau ITU Index.
“Indonesia juga memimpin dalam memastikan kerangka kerja dan metodologi baru yang diterapkan dalam ITU Index yang menekankan prinsip adil, transparan, dan inklusif untuk semua negara anggota ITU. Khususnya bagi negara berkembang dengan berbagai tingkat perkembangan TIK,” ujarnya.
Menurut Menkominfo, selama keanggotaan Indonesia dalam Dewan ITU periode berjalan, pandemi Covid-19 menjadikan pertemuan fisik dan kegiatan di luar ruangan menjadi tantangan untuk dilakukan.
“Indonesia secara aktif mendorong ITU untuk mencari jalan ke depan dengan terlibat dalam metode apa pun yang memungkinkan bagi angota-anggotanya untuk menjalankan bisnisnya secara efektif. Dalam hal ini, kami tetap teguh dalam memastikan bahwa semua keputusan dibuat untuk kepentingan semua negara anggota ITU,” ungkapnya.
Berdasarkan hal itu, Menteri Johnny meyakini kontribusi Indonesia tidak akan berhenti di sini. “Indonesia telah menjabat sebagai anggota Dewan ITU selama tiga dekade terakhir sejak 1988, dan akan terus melanjutkan partisipasi dan berkontribusi kepada ITU,” tandasnya.
Pemerintah RI juga akan melanjutkan semangat untuk memberdayakan peran perempuan di ITU. Menurut Menkominfo, perempuan perlu diberikan kesempatan lebih banyak akses, lebih banyak ruang, dan lebih banyak kesempatan untuk tumbuh dan terlibat dalam pekerjaan ITU.
“Kami mendorong pemberdayaan dan keterlibatan perempuan dalam berbagai kegiatan, program, dan posisi kepemimpinan di ITU. Jadi, kita mempromosikan peran perempuan agar mempunyai kesempatan yang lebih di dalam berbagai kegiatan-kegiatan dan juga posisi-posisi penting di ITU. Nah, salah satu peran yang penting saat ini termasuk kandidat perempuan untuk Sekretaris Jenderal ITU, yang kita beri dukungannya meski saya belum tahu nanti hasilnya siapa,” tuturnya.
Oleh karena itu, Menteri Johnny menyatakan Indonesia mengajukan pencalonan untuk dipilih kembali kepada Dewan ITU Region E – Asia dan Australasia. “Kami percaya bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk memperkuat dan menyuarakan aspirasi negara-negara berkembang dan negara-negara anggota ITU lainnya,” tegasnya.
Dalam acara itu, Menkominfo Johnny G. Plate didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Mira Tayyiba; Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail; Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Hary Budiarto.
Hadir pula Sekretaris Ditjen PPI, Wayan Toni Supriyanto; Direktur Telekomunikasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Aju Widyasari; Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI, Denny Setiawan; Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Kementerian Kominfo, Ichwan Makmur Nasution; serta Kepala Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta, Noor Iza; Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri, Yohpy Ichsan Wardana; Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kemenlu, Penny Dewi Herasati; serta lebih dari 40 Duta Besar/Perwakilan Kedutaan Besar negara-negara anggota ITU di Jakarta. (*)