
KEPRINEWS – Darman Hermawan masih berduka atas kepergian anak-nya, Febry Ayunindi (4), yang meninggal dunia setelah menunggu terlalu lama untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai.
Menurut Darman, ayahanda balita, mereka telah membawa sang buah hati ke Puskesmas Kampung Bugis pada pukul 13.00 WIB setelah bayi mereka mengalami gejala-gejala yang tidak biasa.
Dalam penanganannya, pihak Puskesmes telah mengupayakan penanganan yang terbaik terhadap pasien, yang membuat kondisi sang anak mulai membaik.
Namun, hal ini tak berjalan lama, sebab sang anak membutuhkan perawatan medis yang intensif. Dikarenakan keterbatasan fasilitas dan peralatan membuat pasien harus dirujuk ke rumah sakit.
“Kami telah membawa anak saya ke Puskesmas, pihak Puskesmas juga sudah memberikan penanganan yang baik,” kenang Darman, Kamis (6/3/2025.
Namun, sebelum sang anak akan dibawa ke RSUP Raja Ahmad Tabib (RAT), pihak Puskesmas harus menunggu asesmen atau konfirmasi dari pihak rumah sakit.
“Mereka mengatakan bahwa kami harus menunggu asesmen dari dokter spesialis di Rumah Sakit Provinsi sebelum dapat membawa FA ke rumah sakit,” jelasnya.
Namun, hingga pukul 16.33 WIB Puskesmas Kampung Bugis masih terus memberikan perawatan medis kepada pasien, sebab pihak RSUP RAT belum memberikan tanggapan terkait rujukan pasien.
Karena menunggu terlalu lama dengan kondisi balita yang semakin melemah, membuat Darman berinisiatif untuk membawa anaknya secara mandiri.
“Tapi mereka bilang jika saya bawa sendiri tidak boleh membawa infus dan oksigen, jadi terpaksa menunggu daripada anak saya bertahan tanpa alat bantu apa-apa,” tuturnya.
Bayi mungil tersebut akhirnya diberangkatkan ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans Puskesmas Kampung Bugis menjelang Magrib.
Namun, semuanya sudah terlambat, akibat menunggu terlalu lama, balita tersebut tak dapat tertolong. Secerca harapan dari keluarga pupus karena keterlambatan penanganan yang dilakukan.
“Kami telah menunggu terlalu lama, dan sampai ke rumah sakit FA sudah tidak ada,” kenang Darman.
Sebelumnya, kata Darman, ia mengaku bahwa pihak Puskesmas telah melakukan penanganan yang maksimal terhadap anaknya, namun karena keterlambatan asesmen rujukan dari RSUP RAT membuat harapan mereka pupus.
“Kami sekeluarga telah mengikhlaskan kepergian anak kami, namun kami berharap kejadian ini dapat menjadi bahan evaluasi agar tak terjadi terhadap pasien-pasien lainnya,” harapnya. (un)




























