KEPRINEWS – Antrean panjang pada pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar terus berlanjut, setidaknya belasan bahkan puluhan kendaraan mengantre di SPBU Suka Berenang, Tanjungpinang untuk mendapatkan solar, Kamis (5/10/2023).
Sejumlah Masyarakat keluhkan kemacetan yang terjadi karena kelangkaan solar. Seharusnya pemerintah harus mengantisipsi hal ini. Menjamin kebutuhan solar masyarakat Tanjungpinang dan terus memperketat distribusinya jangan sampai ada intervensi mafia solar untuk mengambil keuntungan.
Hal ini dikatakan Hafis, warga Batu 5, kepada keprinews.co, Kamis (5/10). Antrean solar inipun turut mengundang kemacetan lalu lintas yang mengular cukup panjang, mulai dari swalayan Bintan 21 hingga ke Pujasera Dendang Ria.
Antrian solar satu rute inipun cukup memakan hampir seperempat bahu jalan. Jalan yang tak begitu besar dengan jumlah kendaraan yang ramai, membuat kemacetan tak dapat terelakan.
Saat dikonfirmasi ke pengawas Lapangan SPBU Suka Berenang, Rio, mengatakan, bahwa memang 2 Minggu belakangan ini penjualan solar di SPBU itu cukup tinggi, hal ini terjadi karena adanya peningkatan konsumsi pada solar.
“Memang sudah 2 Minggu penjualan solar meningkat. Biasanya sehari bisa habis 6 KL, namun sekarang lebih dari itu,” tuturnya.
Peningkatan penjualan solar ini kata dia, juga disebabkan karena solar di tempat SPBU lain stoknya sudah habis terjual. Sehingga, kerap kali banyak pengendara beralih dan menumpuk di SPBU lain.
Kondisi itu, lanjutnya, menjadi faktor utama kemacetan yang terjadi di SPBU tersebut.
“Biasanya tidak macet karena juga tidak terlalu ramai, tapi karena mungkin di tempat (SPBU) lain sudah habis jadi banyak yang mengisi disini,” ucapnya
Menurutnya, pihak SPBU sudah menerjunkan petugasnya untuk mengarahkan para pengantri solar agar tidak terjadi antrean yang semrawut, sehingga menyebabkan kemacetan yang lebih oarah lagi.
“Kami terjun sendiri lakukan pengawasan. Meski masih terjadi kemacetan, kami tetap berusaha agar lalulintas tetap berjalan,” pungkasnya. (un)