
KEPRINEWS – Penuntasan kasus Tuberkulosis (TB) tengah menjadi atensi Pemerintah Kota Tanjungpinang, hal ini mengingat kasus TB di wilayah setempat terus meningkat setiap tahunnya.
Tercatat hingga 26 Februari 2025, terdapat sebanyak 113 pasien baru yang positif terkena penyakit TB di Tanjungpinang.
Peningkatan kasus TB dapat dijumpai di setiap Fasilitas Kesehatan (Faskes) di wilayah setempat, mulai dari rumah sakit, klinik, maupun faskes tingkat pertama, salah satunya di Puskesmas Batu 10.
Menurut Dr. Rinaldi Ardiansyah, bahwa kasus TB di wilayah Puskesmas Batu 10 juga terus meningkat. Pada tahun 2023 terdapat 45 pasien TB, kemudian meningkat menjadi 50 pasien pada tahun 2024.
“Sementara sepanjang tahun 2025 ini, kami telah menerima 4 pasien baru positif TB,” kata Dr Rinaldi, Senin (3/3/2025).
Ia menjelaskan, bahwa peningkatan kasus Tuberkulosis atau TB disebabkan karena penyakit tersebut bersifat menular melalui udara, sehingga berpotensi besar menular terhadap orang yang memiliki kontak erat dengan penderita TB.
Selain itu, tantangan utama kasus TB ialah banyak penderita yang tidak patuh pada pengobatan, seperti tidak rutin atau malah putus obat. Bahkan, sebagian penderita enggan mengikuti pengobatan.
“Hal ini tentu akan membuat penyakit TB tidak tuntas dan akan mulai menjangkit orang terdekat kita,” tuturnya.
Lanjutnya, untuk gejala utama TB meliputi batuk yang tidak kunjung sembuh, terkadang disertai darah dan berdahak. Selain itu, pasien juga dapat mengalami sesak, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, serta keringat dingin di malam hari tanpa aktivitas.
Masyarakat diminta untuk waspada dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala-gejala tersebut.
“Lakukan skrining di faskes untuk mengantisipasi apakah terkena TB atau bukan,” ujarnya.
Sementara itu, bagi pasien yang positif TB, diminta agar dapat menjalani proses pengobatan hingga selesai dan selalu rutin mengonsumsi obat sesuai takaran dan waktu yang ditentukan oleh pihak medis.
Dan yang terpenting, pengobatan TB juga gratis dan tidak dipungut biaya. Masyarakat diminta untuk segera memeriksakan diri dan mematuhi pengobatan untuk mencegah penularan TBC.
“Kita ingin masyarakat waspada dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala TBC. Dengan demikian, kita dapat mencegah penularan TBC dan mengobati pasien dengan lebih efektif,” ajaknya.
Masyarakat diminta untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan melakukan pencegahan TB dengan cara mematuhi pengobatan, menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan skrining secara teratur. (un)