KEPRINEWS – Tak hanya memiliki keindahan wisata dengan sejarah budaya Melayu yang kental, pulau penyengat juga menawarkan pesona dari berbagai sisi.
Selain kemegahan Masjid Sultan Riau yang didominasi warna kuning telur dan aksen hijau, wisatawan juga dapat mengunjungi situs-situs bersejarah lainnya yang ada di Penyengat.
Namun rasanya tak lengkap, jika para wisatawan tak mencicipi kuliner dan oleh-oleh khas dari desa wisata ini.
Demar-demar menjadi salah satu oleh-oleh favorit bagi para pelancong. Konon dulunya, kue ini dulunya menjadi cemilan favorit bagi para Raja Kesultanan Melayu dimasanya.
Kue Deram-deram memiliki bentuk seperti donat yang memiliki lubang ditengah, hanya saja ukurannya lebih kecil dengan cita rasa yang berbeda. kue tradisional ini juga identik sebagai cemilan dari pulau penyengat.
Tina (40), Penjual kue Deram-deram mengatakan, kue khas penyengat ini menjadi oleh-oleh kegemaran para pelancong yang datang.
Dengan memiliki tekstur yang lembut dengan cita rasa renyah dan gurih, penjualan kue Deram-deram inipun laris manis diserbu para wisatawan.
“Lumayan banyak, sehari bisa sampai seratus paket yang terjual,” kata Tina, Selasa (3/10/2023) saat dijumpai di lapak kuenya.
Untuk membuat kue deram-deram inipun kata dia sangat mudah. Bahan yang perlu disiapkan adalah gula merah, tepung beras, air, dan minyak goreng
Untuk pembuatannya, pertama cairkan gula merah dengan menambahkan air secukupnya. Kemudian panaskan dengan api kecil hingga mendidih. Setelah itu, campurkan dengan tepung beras, kemudian aduk hingga rata dan mengental.
Lalu, diamkan adonan selama satu malam. Setelah itu, bentuk bulat seperti cincin dan goreng kedalam minyak panas sampai berwarna kecoklatan. Setelah matang, angkat dan tiriskan. Deram-deram siap untuk disantap.
“Kue Deram-deram ini tidak hanya dijual di penyengat saja, bahkan ada juga yang memesan dan kita kirim ke luar daerah,” jelas Tina.
Nilai yang terkandung dalam makanan tradisional deram-deram inipun memiliki nilai budaya dan nilai ekonomi.
Karena selain untuk meraup penghasilan para pelaku usaha dari penduduk pulau penyengat, yang menjadikan ekonomi penduduk semakin bertambah.
Kue tradisional ini juga sekaligus mempromosikan wisata dan budaya yang ada di Penyengat.
“Tugas kita juga penduduk penyengat terus melestarikan hidangan para-para leluhur, karna juga menguntungkan pada ekonomi kami (Penduduk Penyengat),” pungkasnya. (un)