KEPRINEWS – Dengan adanya informasi yang menyudutkan dan merusak nama baik Walikota Rahma, sejumlah anggota Pesatuan Pemuda Timur (PETIR) yang dikoordinasi oleh Syamsudin, memberikan dukungan penuh kepada kuasa hukum Pemko untuk meminta pertanggunganjawaban terhadap sumber ini.
Dikatakan Syamsudin, dari awal meroketnya informasi ini yang menggegerkan publik, setelah ditelaah, hanya karena sebuah gambar yang tidak ada unsur asusilanya, ditulis dihebohkan dengan suatu perbuatan asusila. Ini perbuatan yang terlalu jahat hatinya.
“Apapun itu bu Rahma adalah walikota kita bersama, dalam hal ini beliau difitnah, dan menjadi perbincangan dimana-mana. Saya dan teman-teman dari Petir, memberikan semangat kepada walikota agar terus berkarya, jangan terpengaruh dengan informasi kosong ini. Kami juga memerikan support kepada tim pengacaranya untuk mampu menyelesaikan perkara ini dengan baik,” tutur Syamsudin.
Ditambahkan lagi, merusak reputasi orang lain secara sengaja ternoda atau buruk, sehingga menyebabkan karateristik yang semula baik dan sudah dikenal oleh masyarakat menjadi rusak. Apakah ini tindakan yang dianggap biasa atau kejahatan luar biasa?
Jadi pertanyaan, kenapa sebuah foto yang sudah lama, sekitar 3 tahun lalu, nanti saat ini baru dihebohkan, seakan-akan foto tersebut merupakan foto baru yang saat ini posisi Rahma adalah walikota. Perlakuan orang yang melakukan ini itu dapat dikatakan sangat jahat.
“Kami berharap Tanjungpinang menjadi kota yang damai, para pejabatnya saling mendukung, saling melengkapi serta fokus membangun daerah. Bukan saling menjatuhkan, mencari kesalahan, hanya terfokus pada kekuasaan sehingga hal-hal yang berdampak tidak baik itu yang kami masyarakat rasakan. Jangan suka memaksakan suatu kesalahan kepada orang lain tanpa ada bukti yang jelas, hingga keluarganya bisa rusak, jabatan yang merupakan amanah dari Tuhan bisa rusak, anak-anaknya terpukul secara mental. Namun ayok lah kita bersama-sama memajukan kota ini dengan hati yang damai,” tutupnya, sembari mengatakan biarlah tim pengacara yang bekerja, dan meminta publik lebih bijaksana menanggapi informasi, agar tidak menyebabkan polemik dan perpecahan. (01)