
KEPRINEWS – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kepri sejak 2 minggu terakhir telah memberlakukan penutupan ruas jalan Raja Haji Fisabilillah Batu 8 atas, Tanjungpinang.
Penutupan ruas jalan ini dilakukan karena adanya pekerjaan pembangunan gorong-gorong atau box culvert di jembatan jalan tersebut.
Namun, imbas dari penutupan akses jalan itu banyak pedagang yang mengeluhkan kerugian akibat sepinya pembeli.
Seperti yang dirasakan oleh Aan, penjual sop yang lapaknya berada dikawasan pembangunan, mengaku semenjak penutupan jalan yang berlakukan mulai 19 Juni 2023 kemarin, alhasil dagangannya menjadi sepi pengunjung hingga mengalami penurunan omzet mencapai 50 persen.
“Kita pedagang bergantung sama lalu lintas, kalo secara pribadi kita banyak sekali penurunannya,” ucapnya.
Meski begitu, ia hanya bisa mengikuti kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, mengingat ruas jalan tersebut termasuk daerah yang rawan akan banjir sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
“Menurut saya jika ditutup juga tidak apa-apa asalkan pengerjaan selesai tepat waktu. Didalam sini juga masih ada perumahan, jadi masih ada lah masyarakat yang lewat meski tak sebanyak biasanya,” ungkapnya.
Ia juga berharap, proses pembangunan bisa secepatnya selesai sehingga akses jalan bisa normal kembali.
“Mudah-mudahan bisa selesai cepat sesuai jadwal, kami bersabar saja selama sebulan ini. Semoga setelah jalan baru ini selesai bisa lebih ramai lagi yang lewat,” harapnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh pedagang lainnya, bahkan dari mereka ada beberapa toko yang tutup akibat penutupan jalan tersebut.
“Ini ada beberapa yang tutup tokonya karena tidak ada pengunjung sama sekali,” ujar Robi, tukang pangkas rambut, saat tengah berkumpul bersama pedagang lainnya.
Ia menambahkan, ia tetap membuka toko pangkas rambut miliknya, meski minimnya pengunjung yang datang.
“Kadang ada juga beberapa pelanggan yang datang untuk cukur rambut, dua atau tiga pelanggan saja sudah syukur. Tapi saya tetap buka karena hanya ini mata pencaharian saya,” pungkasnya.
Banyak dari mereka (pedagang-red) juga meminta agar pihak developer dapat membangun akses keluar masuk ke lapaknya setelah pembangunan jalan selesai.
“Ini kan banyak yang ditimbun dulu jalannya, setelah itu diaspal. Otomatis jalanan jadi lebih tinggi dari teras kita. Maka itu kita minta dibuatkan akses jalan masuk kesini,” pinta salah seorang pedagang.
Namun, setelah awak media ini memintai tanggapan mengenai progres jalannya pembangunan, pihak pengawas proyek enggan memberikan jawabannya.
“Saya tidak bisa memberi keterangan, karena saya hanya pekerja saja. Kalau untuk publis, silahkan langsung ke PU,” ringkas salah satu pengawas. (un)