KEPRINEWS.CO – Musim Panas yang berlangsung panjang di Kabupaten Natuna dan sekitarnya, membuat pasokan atau debit air milik PDAM Tirta Nusa Natuna terus berkurang secara signifikan. Sehingga krisis air bersih menimpa ke sejumlah pelanggan PDAM atau masyarakat pengguna air tersebut.
Hal ini dibenarkan oleh Kabag Umum PDAM Tirta Nusa Natuna Febri Amiruddin, Senin (1/4) di ruang kerjanya. Menurutnya, saat ini dua sumber mata air milik PDAM tidak sanggup untuk menuhi pasokan air bersih untuk seluruh pelanggan. Bahkan PDAM hanya mengandalkan sumber air yang ada di Sebayar. Pasalnya, sumber air di Ranai Darat alami kekeringan.
Melihat kondisi ini, pihak PDAM memberlakukan pengaliran air secara bergilir pada seluruh pelanggan, terhitung dari tanggal 26 Maret sampai batas waktu yang tidak ditentukan diberlakukan, pemadaman bergilir per-24 jam sekali.
Salah satu pengguna air bersih dari PDAM Nurul (43) mengatakan, kalau musim kemarau itu secara global. Tapi PDAM yang ada di daerah lain sudah mempersiapkan mengantisipasi jauh sebelumnya, dengan mempersiapkan bak penampung air yang lebih, dan beberapa terobosan lainnya untuk dapat memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat,
“Jadi saya nilai kinerja PDAM Natuna ini tidak efektif, hanya menunggu bola, tidak mengejar bola. Artinya, kalau musim kemarau ini terus berlanjut dan mata air yang digunakan mereka kering, berarti PDAM bubar. Sifat menunggu itu pola lama yang tidak update,” tuturnya.
Hal senada dengan yang dikatakan Mila (34) sebagai pelanggan PDAM ini, bahwasannya PDAM Natuna tidak bisa diandalkan, berbeda dengan visi misi mereka. “Bagusnya Pemda mencari orang-orang pemikir yang bisa memaksimalkan kebutuhan air masyarakat. Kalau hanya sebatas beralasan dan melakukan pemadaman bergilir, anak SD pun yang kerja disitu bisa berbuat demikian. Kami tidak butuh alasan, kami butuh air bersih. Jangan pola kerja mereka hanya bisa jangka pendek, tapi jangka panjang tidak ada. Sebab mereka digaji negara untuk memberikan pelayanan yang baik. Seharusnya, ada langkah-langkah awal mengfungsikan bak penampung atau membangunan sarana prasana air bersih jauh sebelumnya itu sudah dilakukan,” ucapnya dengan mimik muka sedih.
Menyikapi hal ini, Herlan juga mengungkapkan, terkait krisis air saat musim kemarau seharusnya sudah menjadi perhatian bersama, antara pihak PDAM selaku pengelola, pemerintah daerah dan DPRD Natuna untuk antisipasi masalah ini.
Menanggapi hal ini, pihaknya telah mengajukan perbaikan serta pembangunan sarana dan prasarana penyediaan air bersih kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum terealisasi.
Hasil dari investigasi KepriNews.co, sarana dan prasarana PDAM jauh dari kata memadai. Salah satu contoh dari banyak Intake (bak penampung) masih belum permanen dan terbuat dari tumpukan karung berisi pasir.
Sekretaris Lembaga Pemantau Kinerja Pemerintah (LPKP) Kepri Herlina menyimpulkan, kalau masalah ini termasuk kelalaian kinerja PDAM Natuna. Pasalnya, alasan sudah mengajukan perbaikan dan pembangunan sarana prasarana air bersih belum terealisasi, itu karena kinerja PDAM dinilai mandul.
Seharusnya mereka bergegas dan terus mendesak, menjemput bola bukan diam di tempat, kalau mau ada perubahan. “Melihat banyak yang kecewa dengan kinerja PDAM, ini jadi PR bagi Pemda untuk lakukan pergantian pegawai yang benar-benar bisa bekerja, bukan hanya bisa beralasan. Sebab hal ini adalah kebutuhan pokok masyarakat yang harus diprioritaskan pemerintah. Jadi tidak ada alasan ini dan itu untuk bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,” pungkasnya. (Ilham)