KEPRINEWS – Walaupun curah hujan dan angin mulai berhenti, tapi masyarakat di Kepri terus waspada. Dengan curah hujan dan angin selama 2 hari lebih, yang menimbulkan bencana banjir, rumah terbawa arus air, dan kejadian kapal tongkang menabrak rumah warga.
Ketua OKK DPC HNSI Kota Batam, Iwan Key mengatakan, menjadi sejarah yang menunjukan bahwa kita masyarakat harus terus waspada dengan curah hujan yang mengakibatkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, termasuk sejumlah jalan raya yang tidak bisa dilalui kendaraan.
Lanjuta Iwan Key, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tanjungpinang menyatakan cuaca ekstrem di wilayah Kepri berpotensi terjadi mulai 1-3 Januari 2021. Cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang dan tinggi, angin kencang, gelombang tinggi, dan petir disebabkan pusaran tekanan rendah di sebelah timur Pulau Bintan.
Kondisi itu menyebabkan muncul belokan angin di Pulau Bintan (Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan) yang mengakibatkan penumpukan massa udara dan pertumbuhan awan cumulonimbus (awan berwarna hitam pekat).
Awan ini menyebabkan terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang dimana angin yang kencang mengakibatkan gelombang laut cukup tinggi, sesuai prediksi.
Berdasarkan pemantauan satelit di Pulau Bintan tidak berpotensi terjadi angin puting beliung. Namun perlu diwaspadai angin kencang, hujan yang disertai petir, sehingga masyarakat untuk mewaspadai intensitas hujan yang tinggi selama tiga hari ini, terutama di kawasan yang rawan banjir.
Ditambahkan Iwan, Sekitar Pukul 13.20 WIB, Jumat (01/01/2021), gelombang besar mendorong sebuah kapal tongkang bertuliskan Agility 1805 menabrak rumah warga di kawasan pesisir Tanjung Uma.
Kapal tongkang hanyut tak terkendali, lalu menabrak rumah warga sehingga sejumlah rumah rusak parah. Dalam hal ini tidak ada korban jiwa. “Warga masyarakat tetap waspada dengan contoh kejadian yang terjadi. Semoga hal ini kita dapat mengatasinya dan cuaca bisa kembali normal,” tutupnya. (Red01)