“Informasi yang beredar di masyarakat kota Batam, bahwasa-nya kelangkaan solar disebabkan karena supply solar (yang seharunya ke masyarakat) disalah gunakan untuk kepentingan orang-orang tertentu untuk di jual lagi ke industri-industri. Penyalahgunaan ini biasanya terjadi di laut saat proses pengangkutan BBM dan di darat saat pendistribution BBM,” pungkasnya.
KEPRINEWS – Kelangkaan BBM jenis solar yang terjadi di Provinsi Kepri, apa lagi di Kota Batam dan Tanjungpinang selama ini, keresahan dan kerugian dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk pengusaha angkutan umum dan truck dan para sopir-nya.
Kelangkaan solar menyebabkan aktiftas ekonomi terganggu. Apapun ceritanya, kelangkaan solar berpengaruh dalam aktivitas masyarakat, serta memperlambat perputaran ekonomi. Contohnya mobil truk serta mobil angkutan umum yang menggunakan solar, harus antri berhari-hari untuk mendapatkannya.
Pengeluhan mengenai kelangkaan solar terus mencuat. Salah satu pengusaha di Kota Batam Andi (44) mengatakan, ia ingin menyampaikan laporan/keluhan mengenai kelangkaan bbm jenis solar (subsidi) di kota batam, tapi tidak tahu harus kemana. Dari tahun 2018 Batam sulit untuk mendapatkan Solar.
Belakangan ini, sudah hampir sebulan solar subsidi sangat susah diperoleh di tiap-tiap SPBU. Sebagian besar SPBU di Batam tidak mendapatkan pasokan BBM solar, dengarnya. Jikalaupun ada, hanya beberapa SPBU saja yang mendapatkan pasokan solar. Konsekuensinya, antrian kendaraan yang gunakan solar terjadi antrian panjang, hingga menggungu aktivitas lalu lintas dan kejar setoran untuk sopir tidak mendapatkan targetnya.
“Kalaupun di SPBU itu mendapat pasokan solar, hanya hitungan sehari langsung habis. Sampai kapan ini harus terjadi. Apakah hal ini tidak digubris oleh pemerintah, atau dibiarkan kelangkaan ini terjadi terus,” ucapnya dengan nada bertanya.
Singkat cerita, untuk wilayah kota batam, fenoma kelangkaan solar ini sering terjadi. Tahun lalu 2018 telah terjadi berulang kali dan tahun 2019 ini di bulan Maret terjadi lagi. Hal ini benar-benar mengganggu dan sangat merugikan warga.
“Informasi yang beredar di masyarakat kota Batam, bahwasa-nya kelangkaan solar disebabkan karena supply solar (yang seharunya ke masyarakat) disalah gunakan untuk kepentingan orang-orang tertentu untuk di jual lagi ke industri-industri. Penyalahgunaan ini biasanya terjadi di laut saat proses pengangkutan BBM dan di darat saat pendistribution BBM,” pungkasnya.
Hal yang serupa ini bukan hanya di Batam saja, selain di daerah lain se-Kepri, termasuk di Tanjungpinang. Pada hal kuota untuk untuk BBM jenis solar di Tanjungpinang tidak ada yang dikurangi. Namun kelangkaan solar semakin menjadi. Akan kah kelangkaan solar itu dapat teratasi secepatnya oleh aparat penegak hukum? (JR/Red)