
KEPRINEWS – Menjelang Lebaran, komoditas harga santan di Kota Tanjungpinang kian meroket, bahkan kini telah menyentuh dua kali lipat dari harga normalnya.
Sedianya, harga santan mulai naik sejak November 2024 lalu, dan kini fluktuasi harga terus melesat tinggi dari harga normal Rp20 ribu menjadi Rp40 ribu per Kilogram.
Mahalnya harga santan, juga seiring dengan tingginya harga kelapa parut yang kini telah menjajaki harga Rp9 ribu per biji.
Tika, pedagang santan di Sei Jang, menjelaskan bahwa kenaikan harga santan terjadi secara perlahan, dan telah mencapai harga tertinggi sejak awal Ramadan kemarin.
“Memang harga santan sudah naik Rp40 ribu sejak awal Ramadan, tapi ditempat saya baru minggu lalu,” kata Tika, Senin (24/3/2025).
Menurutnya, langkanya komoditas kelapa parut dari daerah penghasil memang menjadi penyebab tingginya harga kelapa dan santan saat ini.
Kendati, iapun tak memungkiri bahwa adanya aktivitas ekspor turut mempengaruhi harga kelapa, yang berdampak pada penyesuaian harga dari daerah penghasil.
“Bisa jadi karena dampak dikirim ke luar negeri, jadi pasokan kelapa kita jadi langka dan menyebabkan kenaikan harga,” tuturnya.
Tingginya harga santan, turut menyebabkan permintaan santan dari konsumen menurun drastis, bahkan hingga 50 persen lebih.
Biasanya, permintaan santan dari konsumen bisa mencapai 120 Kg per hari, namun kini hanya berkisar 50 Kg per hari saja.
“Harga santan naik, modal jadi lebih tinggi sementara pendapatan tetap. Selain itu, para konsumen juga ikut mengeluh karna mahalnya harga santan,” pungkasnya. (un)