- Lamen Sarihi: Jangan Membawa Nama Gubernur & Menjanjikan Honorer di Pemprov Untuk Menarik Simpatisan Pembentukan Ormas
- Samsudin: Pembentukan Ormas Baru Yang Membawa Nama Warga Sultra Dinalai Pemicu Perpecahan
KEPRINEWS – Lewat jumpa pers, Senin (03/22/2021), di Morning Bakery D’green, sejumlah tokoh masyarakat asal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tinggal di Provinsi Kepri, angkat bicara soal pembentukan organisasi masyarakat membawa nama daerah Sulteng.
Dijelaskan Lamen Sarihi, bahwa telah ada organisasi masyarakat asal Sultra yaitu KKSST Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara. Jadi untuk pembentukan Ormas yang baru tanpa koordinasi dengan para tokoh masyarakat Sultra di Kepri yang membawa nama daerah itu rana-nya menjadi pemicu perpecahan.
“Apa lagi dalam pembentukan Ormas baru itu oleh Kaemuddin terdengar membawa nama Ansar Ahmad dan menjanjikan Honorer untuk siapa yang akan bergabung. Apabila tidak ditepati, nantinya berjung pada Fitnah, seakan-akan Ansar tidak menepati janji menjadikan honorer, pada hal mungkin itu pinter-pinter Kaemuddin untuk menarik simpatisan,” tutur Lamen.
Pada jumpa pers saat itu, dari sejumlah pendapat dan masukan oleh beberapa warga asal Sultra yang hadir, seputar honorer, bahkan sudah mengumpulkan data-data-nya, diperjelas oleh Lamen bahwa pembentukan organisasi massa itu diatur dalam UU. Jadi kalau mau bentuk organisasi masyarakat Asal Sulawesi Tenggara di Kepri jangan ada embel-embel lain, seperti mau masukkan Tenaga Honorer di Provi Kepri dan jangan bawa bawa nama Ansar Ahmad, karena Ansar Ahmad sekarang Gubernur Kepri bukan gubernur salah satu kelompok.
“Tapi kalau tenaga honorer yang dimaksud mereka benar menerima dari Warga Asal Sultra di Kepri maka saya pribadi sangat berterima kasih kepada pak Ansar Ahmad selaku Gubernur Kepri,” ucapnya.
Lamen keberatan dan protes kalau pembentukan Ormas Asal Sultra yang ada di Kepri membawa bawa nama Ansar Ahmad, sekalipun kami kadang tidak sejalan dalam sikap politik di Internal Partai Golkar tapi sebagai kawan dan sahabat ia protes dan keberatan membawa bawa nama Ansar dalam pembentukan organisasi dimaksud.
Karena banyak anggota keluarga asal masyarakat Sultra di Kepri menganggap pembentukan organisasi pada Sabtu kemarin dalam Musyawarah Besar (Mubes) terpilih Ketua Aris Bin Ilyas alias Hasan Buton dan Sekretaris Kaemudin itu dianggap tidak sesuai dengan nafas kekeluargaan, justru banyak kabupaten/kota yang menolak serta banyak tokoh-tokoh masyarakat yang tidak tau.
Sekarang ini kan masih ada Organisasi masyarakat asal Sulawesi Tenggara di Kepri yang sudah Puluhan Tahun berdiri di Kepri dengan nama KKST yang masih harus dibenahi.
“Jadi menurut Saya tetap kita bersatu dalam wadah organisasi KKST tidak perlu bercerai berai tinggal KKST kita benahi saja, kalau bentuk lagi organisasi lain sebagian besar dianggap memecah belah warga masyarakat asal Sulawesi Tenggara yang ada di Kepri. Pak Aris Bin Ilyas alias Hasan Buton dan Pak Kaemudin selama kurang lebih 8 Tahun menjadi Ketua dan Sekretaris KKST KEPRI setahu saya tidak ada satupun kegiatan organisasi KKST yang dijalankan,” tegasnya.
Sebelumnya Kaemuddin pernah menjadi Ketua Ormas KKSST, dan selama di bawa kepemimpinannya KKSST tidak mengalami kemajuan, terobosan. Setelah posisi ketua KKSST diganti, bukan lagi Kaemuddin, baru lah dia membuka Ormas baru yang membawa nama daerah dan melibatkan nama Gubernur Kepri.
“Kalau Kaemuddin mau bentuk Ormas, jangan membawa nama daerah tanpa persetujuan bersama. Kan sudah ada organisasi masyarakat asal Sultra, dibentuk yang baru itu terkesan perpecahan. Sekali lagi saya sampaikan jangan membawa nama Gubernur Kepri, karena gubernur itu bukan milik kelompok, bukan milik perorangan tapi milik seluruh warga Kepri,” cetusnya.
Senada dengan itu, Samsudin yang sering disapa Udin, menambahkan pembentukan Ormas baru ini menjadi pemecah belah persaudaraan dan persatuan daerah yang telah dibangun selama ini. Apa lagi dibentuk oleh Kaemuddin yang notabenenya bukan asal Sulteng tapi berasal dari Sulsel (Sulawesi Selatan).
Dikatakan Udin, karena sudah ada organisasi masyarakat Sulteng yang telah disepakati bersama, jangan sampai ada pembentukan ormas baru yang membawa nama daerah tanpa persetujuan atau setidaknya minta izin kepada tokoh warga Sultra di Kepri.
Sampai berita ini diterbitkan, Kaemuddin sebagai koordinator pembentukan ormas baru yang bernama Keluarga Besar Masyarakat Sulawesi Tenggara (KBMST) belum dapat dikonfirmasi. (Red01)