KEPRINEWS – Tradisi takjil yang sangat populer di bulan Ramadhan diartikan sebagai hidangan untuk berbuka puasa, terutama makanan dan minuman manis yang disantap sebelum berlanjut ke menu utama.
Menjelang buka puasa, biasanya tersedia hidangan berbuka yang dikenal dengan istilah takjil ramahdan dengan menu kolak, es buah, bubur kacang hijau, dan sejenisnya. Padahal, arti takjil sebenarnya bukanlah makanan untuk membatalkan puasa.
Istilah takjil yang dulu tak dikenal kini populer di bulan Ramadan. Entah siapa yang memulai, sekarang takjil didefinisikan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Hal ini dikatakan oleh salah penjual kue di bazar takjil Jemaja, Mila (33), kepada Kepri News baru-baru ini.
Menurutnya, secara global, sesuai tradisi, buah kurma sebagai makanan pembuka yang harus dikonsumsi terlebih dahulu, dikarena selain manisnya, kurma juga banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Tapi di Jemaja khususnya, terlihat berbuka dengan berbagai menu makan ringan sebelum makanan berat.
Lanjutnya, bisa jadi, awal mula kata takjil terbentuk karena orang-orang Arab menyegerakan berbuka puasa dengan kurma. Sehingga, kurma dianggap sebagai salah satu jenis takjil, yang kemudian berkembang menjadi makanan dan minuman kecil untuk memulai berbuka puasa.
Satu kebahagian untuk kami saat menyambut bulan suci ramadhan, terlihat antusias masyarakat Jemaja membuka bazar takjil untuk penjualan makanan dengan beraneka menu yang tersedia.
Seperti pembeli makanan saat berbuka puasa di Pasar Letung Kecamatan Jemaja. Disitu tersedia berbagai jenis kue hingga lauk pauk. Bervariasi menu buka puasa disajikan penjual dengan harga relatif murah.
Salah satu pembeli Nensi (25), mengatakan di bazar Jemaja yang beraroma ramahdan, tersedia semua jenis makanan yang dibutuhkan, mulai dari kue, minuman dan lauk pauk. Bahkan di bazar tersebut harganya terjangkau alias murah meriah. Tapi walaupun harganya relatif murah, namun kualitas rasanya tetap enak.
Laporan Anambas: Erwanto